Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lukisan Pangeran Diponegoro Berkuda, Berawal dari Coretan Tinta Biru

Kompas.com - 12/09/2025, 13:00 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika pernah membaca sejarah Perang Diponegoro, atau mengulik buku yang berhubungan dengan Perang Diponegoro, kamu tentu tidak asing dengan gambar yang memperlihatkan Pangeran Diponegoro berkuda saat berperang.

Pada gambar tersebut, Pangerang Diponegoro tampak mengenakan gamis dan sorban berwarna putih. Menunggangi kuda, dan sedang berperang dengan penjajah Belanda.

Lukisan popular tersebut merupakan hasil karya Sindoedarsono Sudjojono (S.Sudjojono), seorang pelukis legendaris yang juga dijuluki sebagai Bapak Seni Rupa Modern Indonesia.

Baca juga:

Potret suasana perang tersebut tidak semata-mata diambil dari sebuah foto yang sudah ada, melainkan dari riset mendalam seorang S. Sudjojono.

Proses penciptaan karya tersebut dilakukan melalui analisis sejarah dan studi anatomi, pemilihan objek artefak secara detail dan mendalam, sebelum dituang di atas bidang kanvas.

Kini, sketsa asli lukisan Perang Diponegoro yang diperoleh dari riset mendalam tersebut sedang dipamerkan dalam Pameran Nyala: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia. Jakarta Pusat. Seperti apa bentuknya?

Baca juga: Rute ke Pameran Perang Diponegoro naik KRL, MRT, dan Transjakarta

Menengok sketsa asli lukisan Perang Diponegoro

Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025).
Berdasarkan informasi yang Kompas.com himpun di lokasi saat berkunjung pada Selasa (9/9/2025), sketsa asli ini terdiri lima lembar kertas berisi deskripsi yang ditulis dengan tulisan sambung.

Ejaan yang digunakan pun masih ejaan lama, dengan beberapa coretan yang ditulis dengan tinta biru gelap.

Sketsa ini ditulis di atas lembar kertas yang sudah tampak menguning. Setiap kertas punya nomor urut yang juga ditulis tangan. Namun di pameran tersebut cuma ada empat lembar sketsa yang dipajang.

Berdasarkan penjelasan pemandu di museum, pada awalnya terdapat lima sketsa yang ditulis. Namun, saat ini hanya tersisa empat kertas. Kertas urutan ketiga tak diketahui keberadaannya.

Baca juga: Cara Berkunjung ke Pameran Perang Diponegoro, Perlu Registrasi

Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025).
Kata pemandu di museum, hampir sebagian besar pengunjung, khususnya pengunjung usia remaja tidak paham dengan tulisan yang ada di sketsa tersebut.

Di samping tulisannya yang sudah saling bertaut, ejaan yang dipakai pun masij ejaan lama.

Layaknya sebuah sketsa, penggambaran situasi saat Perang Diponegoro ini pun juga dilengkapi dengan coretan seperti gambar orang berkuda yang membawa tombak.

Terdapat pula sketsa yang memperlihatkan perang antara penjajah Belanda yang sudah menggunakan pistol, dengan pribumi yang masih menggunakan tombak.

Baca juga: Kisah Ruangan Khusus di Museum Sejarah Jakarta, Ternyata Tempat Pangeran Diponegoro Ditahan

Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025). Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025). Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025).
Jika kamu tertarik datang dan mengabadikan sketsa asli tersebut, kamu bisa memotretnya asal tidak menggunakan flash kamera.

Pameran ini digelar di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, sampai Senin (15/9/2025). Berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 14, RT 6/ RW 1, Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

Harga tiket masuk Pameran Perang Diponegoro sudah termasuk dengan tiket masuk Galeri Nasional Indonesia.

Baca juga: 4 Lukisan Populer Raden Saleh, Ada Penangkapan Pangeran Diponegoro

Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Potret sketsa asli Perang Diponegoro karya Seniman Sindoedarsono Sudjojono sedang dipamerkan di Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro, di Galeri Nasional Indonesia, Selasa (9/9/2025).
Berikut rincian harga tiket masuk kawasan Galeri Nasional Indonesia:

  • Anak (usia 3-12 tahun): Rp 25.000 per orang
  • Dewasa (13-60 tahun): Rp 50.000 per orang
  • Warga Negara Asing: Rp 100.000 per orang
  • Anak usia kurang dari 3 tahun, dan lansia di atas 60 tahun: gratis.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Daftar Lengkap Cuti Bersama 2026, dari Imlek hingga Natal
Travel News
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Patung Hachiko di Tokyo, Kisah Anjing Paling Setia di Dunia yang Bikin Haru Wisatawan
Travelpedia
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Arab Saudi Kurangi Masa Berlaku Visa Umrah, Kini Hanya 1 Bulan
Travel News
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Keraton Yogyakarta Setop Pentas Gamelan Wisata hingga Pemakaman PB XIII
Travel News
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Mesir Buka Grand Egyptian Museum, Ada 5.000 Koleksi Firaun Tutankhamun
Travel News
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Awas Pungli, Retribusi Masuk Kawasan Wisata Cibodas Masih Gratis
Travel News
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Pembangunan Lift Kaca Kelingking Beach Disetop Sementara, Dipasang Garis Polisi
Travel News
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Dihadang Angkutan Umum, Transjakarta Hentikan Sementara Rute Pulogadung–Kampung Melayu
Travel News
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
3 Karya Budaya Wonosobo Masuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025
Travel News
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Libur Akhir Tahun, Waspada Puncak Musim Hujan dan Baca Tips Ini
Travel News
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
KA Bukit Serelo Kertapati-Lubuk Linggau, Harga Tiket Rp 32.000
Travelpedia
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB
Travel News
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Wonderful Indonesia Wellness 2025 Digelar di Solo dan Yogya Sebulan Penuh
Travel News
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Gen Z Makin Doyan Liburan
Travel News
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Super Air Jet Buka Rute Jakarta-Kediri PP 10 November, Terbang 3 Kali Seminggu
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau