ACEH TIMUR, KOMPAS.com - Dua budaya di Kabupaten Aceh Timur, Aceh direkomendasikan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2025. Keduanya yaitu Rapa’i Bandar Khalifah dan Khanduri Jrat.
Total dari seluruh Aceh, terdapat 17 karya budaya yang direkomendasikan oleh Kementerian Kebudayaan untuk ditetapkan sebagai WBTb tahun ini.
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, Sabtu (11/10/2025), menjelaskan, Rapa’i Bandar Khalifah masuk dalam domain seni pertunjukan, sedangkan Khanduri Jrat berada dalam domain adat istiadat, ritus, perayaan, dan sistem ekonomi tradisional.
“Sebelumnya Aceh Timur telah memiliki beberapa warisan budaya yang ditetapkan sebagai WBTb, yakni Pisang Sale (2022), Muniren Reje (2023), dan Kenduri Uten (2023). Tahun ini kita menambah dua lagi, sehingga total sudah lima karya budaya asal Aceh Timur yang tercatat sebagai WBTb Indonesia,” ujar Bupati Al-Farlaky per telepon.
Dia mengapresiasi capaian itu. Apalagi harus melewati proses seleksi berlangsung ketat dari tingkat kabupaten hingga provinsi, dan memerlukan kesiapan data serta dokumentasi budaya yang lengkap.
Baca juga: Wisata di Aceh Utara Diusulkan Hanya Buka Pagi sampai Sore
“Meski terkendala anggaran, tim kita bekerja maksimal dengan semangat menjaga marwah budaya daerah. Alhamdulillah, hasilnya membanggakan bagi Aceh Timur,” tambahnya.
Ia mengajak seluruh masyarakat melestarikan budaya dari kabuapten itu. Pengakuan nasional terhadap karya budaya daerah merupakan bukti bahwa Aceh Timur memiliki kekayaan budaya yang hidup dan berakar kuat di masyarakat.
“Saya berharap capaian ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus mengangkat nilai-nilai luhur warisan nenek moyang,” pungkasnya.
Rapa'i Bandar Khalifah di Aceh Timur.Dikutip dari laman budayaaceh.com, Rapa’i Bandar Khalifah tersusun oleh dua suku kata yaitu Rapai dan Bandar Khalifah.
Adapun Rapa’i berarti alat musik tradisional yang berasal dari Aceh yang terbuat dari kayu pilihan, rotan, logam dan kulit kambing, sedangkan Bandar Khalifah berarti sebuah kota Perdagangan antar bangsa seperti gujarat, Arab, Persia dan negara-negara Eropa.
Awal perkembangan dan penyebaran Islam bermula dari Bandar Khalifah yang disebarkan oleh para ulama-ulama dari Persia sehingga agama Islam di Asia Tenggara berkembang dan menyebar dari Bandar Khalifah yang kemudian menjadi Peureulak (TIM L’Meuriya Centre 2021).
Sementara itu, secara harfiah Rapa’i Bandar Khalifah dapat diartikan sebagai seni Pertunjukan rapai yang diringi oleh berbagai syair-syair bernilai syar’i seperti Saleum, zikir, selawat dan nasihat yang bertujuan untuk penyebaran syariat Islam, mengumpulkan masyarakat, gotong royong di kawasan Kerajaan Peureulak dan di sekitarnya.
Baca juga: Aceh Semakin Diminati Turis Asing, Malaysia Terbanyak Agustus 2025
Rapa’i Bandar Khalifah dimainkan oleh 13 hingga 15 orang pemain yang terdiri dari Syahi yang berjumlah 1-3 orang, dan pelaku pemukul rapai berjumlah 10 hingga 12.
Sementara itu, Khanduri Jrat tersusun oleh dua suku kata yaitu Khanduri dan Jrat Adapun Khanduri berarti kenduri atau ritual sedangkan Jrat berarti makam atau kubur.
Secara pelaksanaan Khanduri Jrat dapat diartikan tradisi Pembersiahan makam, pembacaan do’a dan makan bersama yang dilaksanakan di makam-makam oleh masyarakat Aceh Timur Khususnya dan Aceh umumnya.
Biasanya, kegiatan ini dilaksanakan pada saat lebaran, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarangArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya