Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Tahun Jejak Berdarah Operasi Bumi Hangus Timor Leste...

Kompas.com - 04/09/2024, 15:25 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyerbuan Indonesia ke Timor Leste yang dimulai pada 1975 sampai 1999 meninggalkan jejak berdarah pelanggaran hak asasi manusia (HAM) serius di wilayah tersebut.

Konflik terjadi terutama antara kelompok pro kemerdekaan Timor Leste dan kelompok pro integrasi yang dikenal dengan milisi Mahidi (Mati Hidup dengan Indonesia), yang memiliki hubungan dekat dengan TNI.

Periode pasca-referendum dimulai setelah pengumuman jajak pendapat pada 4 September 1999.

Periode ini dikenal dengan "Operasi Bumi Hangus", karena TNI dan kemompok paramiliter pro integrasi menghancurkan infrastruktur di Timor Leste yang dibangun era Soeharto.

Sedikitnya 1.200 sampai 1.500 orang meninggal dunia. Sementara, sekitar 2.500 orang dipindahkan secara paksa ke Timor Barat.

Akar konflik

Timor Leste terletak di bagian timur Pulau Timor, yang berbatasan langsung dengan Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Kehadiran Portugal dan Belanda ke Pulau Timor pada abad ke-16 menyebabkan konflik dan perebutan wilayah.

Mereka membuat perjanjian Arbitrase Senteca di Den Haag pada 1913, yang membagi batas wilayah.

Perjanjian zaman kolonial ini diwariskan menjadi batas antara Indonesia (bekas jajahan Belanda) dan Timor Leste (bekas jajahan Portugal).

Pasca perang dunia, sebagai bentuk persiapan dekolonisasi oleh Portugal, pada 1974 Timor Portugis membentuk partai-partai politik.

Misalnya, Front Revolusioner Timor Timur Merdeka atau Fretilin, Uni Demokratik Timor (UDT), dan Perhimpunan Demokrasi Rakyat Timor (Apodeti).

Namun terjadi konflik horizontal, karena perbedaan pandangan mengenai masa depan Timor Leste.

Apodeti menginginkan integrasi wilayah dengan Indonesia. Fretilin menginginkan kemerdekaan.

Sementara UDT menginginkan Timor Leste menjadi wilayah otonomi progresif di bawah Portugal, meski pada akhirnya sepakat dengan kemerdekaan penuh.

Dimulai dari Operasi Seroja

Keinginan dari salah satu partai di Timor Leste untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mendorong invasi.

Menanggapi konflik di Timor, Pemerintah Indonesia menyerang Ibu Kota Dili pada 7 Desember 1975. Indonesia memulai invasi ke Timor Leste bertajuk Operasi Seroja oleh TNI.

Pemerintah Indonesia berambisi untuk menganeksasi wilayah Timor Portugis, sehingga Pulau Timor menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Operasi militer Indonesia direspons dengan kontak senjata oleh Fretilin yang merupakan penguasa de facto dan semi de jure wilayah tersebut.

Mereka membentuk kelompok militer Pasukan Pembebasan Nasional Timor Leste (Falintil), yang memimpin serangan melawan TNI terutama melalui gerilya.

Berdasarkan catatan East Timor and Indonesia Action Network (ETAN), periode 1977 sampai 1979 merupakan konflik puncak antara TNI dan Falintil. Periode ini dikenal dengan periode Pengepungan dan Pembasmian.

Halaman:


Terkini Lainnya
INFOGRAFIK: Hoaks Ahmad Sahroni Dirawat di RS, Pingsan Setelah Tahu Rumahnya Dijarah
INFOGRAFIK: Hoaks Ahmad Sahroni Dirawat di RS, Pingsan Setelah Tahu Rumahnya Dijarah
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Ahmad Sahroni Ditangap Polisi di Bandara Soetta Hasil Rekayasa AI
[KLARIFIKASI] Video Ahmad Sahroni Ditangap Polisi di Bandara Soetta Hasil Rekayasa AI
Hoaks atau Fakta
Narasi Antek Asing di Balik Demonstrasi Dianggap Disinformasi dan Distorsi
Narasi Antek Asing di Balik Demonstrasi Dianggap Disinformasi dan Distorsi
Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Foto Keliru Affan Kurniawan | Hoaks 10 Brimob Tewas
Cek Fakta Sepekan: Foto Keliru Affan Kurniawan | Hoaks 10 Brimob Tewas
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manajemen Bantah Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan Dijual
[KLARIFIKASI] Manajemen Bantah Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan Dijual
Hoaks atau Fakta
[HOAKS] PBB Gelar Sidang Darurat Membubarkan DPR RI
[HOAKS] PBB Gelar Sidang Darurat Membubarkan DPR RI
Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Jokowi Tantang Para Demonstran Datang ke Rumahnya
[HOAKS] Jokowi Tantang Para Demonstran Datang ke Rumahnya
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Ini Kostum Iron Man Karya Seniman Tulungagung, Bukan Jarahan Rumah Sahroni
[KLARIFIKASI] Ini Kostum Iron Man Karya Seniman Tulungagung, Bukan Jarahan Rumah Sahroni
Hoaks atau Fakta
SAFEnet Terima 16 Aduan Terkait Doxing Saat Demonstrasi Akhir Agustus 2025
SAFEnet Terima 16 Aduan Terkait Doxing Saat Demonstrasi Akhir Agustus 2025
Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Jenderal Israel Ditangkap Belanda atas Kejahatan Perang
INFOGRAFIK: Hoaks Jenderal Israel Ditangkap Belanda atas Kejahatan Perang
Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Rumah Sri Mulyani Dibakar Para Perusuh Usai Penjarahan
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Rumah Sri Mulyani Dibakar Para Perusuh Usai Penjarahan
Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Kerumunan WNA Cemas di Bandara Saat Ingin Tinggalkan Indonesia
INFOGRAFIK: Hoaks Kerumunan WNA Cemas di Bandara Saat Ingin Tinggalkan Indonesia
Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Logo PKI yang Disita Polisi di Samarinda Tidak Terkait Demonstrasi Mahasiswa
[KLARIFIKASI] Logo PKI yang Disita Polisi di Samarinda Tidak Terkait Demonstrasi Mahasiswa
Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Megawati Menolak RUU Perampasan Aset?
CEK FAKTA: Benarkah Megawati Menolak RUU Perampasan Aset?
Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 10 Anggota Brimob Tewas akibat Demonstrasi Agustus 2025
[HOAKS] 10 Anggota Brimob Tewas akibat Demonstrasi Agustus 2025
Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau