KOMPAS.com - Sejumlah situs web dan aplikasi populer down dan tidak bisa diakses pada Senin (20/10/2025) akibat terjadinya gangguan pada Amazon Web Services (AWS) .
Pengguna internet di seluruh dunia sempat tidak bisa mengakses media sosial seperti Facebook dan Snapchat, serta gim daring seperti Roblox dan Fortnite.
Setelah melakukan penyelidikan, teknisi Amazon akhirnya berhasil menentukan penyebab utama masalah tersebut. Layanan itu kini telah berhasil dipulihkan.
“Berdasarkan penyelidikan kami, masalah tampaknya terkait dengan resolusi DNS endpoint API DynamoDB di US-EAST-1,” kata AWS, dikutip dari Time, Selasa (21/10/2025).
Dikutip dari CBC, Amazon Web Services (AWS) adalah layanan cloud atau komputasi awan dari perusahaan Amazon yang menyediakan layanan digital untuk perusahaan, pemerintah, dan individu.
Perusahaan dapat menggunakan AWS untuk hosting situs web, dan dapat membeli daya komputasi di AWS sehingga mereka dapat menjalankan analisis pada jumlah data yang besar.
Amazon adalah penyedia terkemuka layanan infrastruktur dan platform cloud, dengan pangsa pasar lebih dari 41 persen. Ini membuatnya disebut "tulang punggung internet".
Setelah melakukan penyelidikan, Amazon mengatakan penyebab gangguan berasal dari sekelompok pusat data di Virginia Utara, yang dikenal sebagai US-EAST-1.
Penyebabnya, terjadi masalah pada Sistem Nama Domain (DNS). Ini mengakibatkan aplikasi gagal menemukan alamat yang benar untuk API DynamoDB AWS, sebuah basis data cloud yang menyimpan informasi pengguna dan data kritis lainnya.
Ian Lin, direktur riset dan pengembangan di perusahaan keamanan siber Packetlabs, menjelaskan bahwa DNS menerjemahkan alamat IP numerik menjadi nama domain sehingga pengguna web dapat mengakses situs web dengan mengetik, misalnya, www.google.com.
"Jadi, ketika DNS down, semua layanan ini tidak bisa berkomunikasi satu sama lain," kata dia.
Dilansir CNN, gangguan AWS menyebabkan beberapa situs web dan aplikasi populer tidak dapat diakses selama beberapa jam pada Senin (20/10/2025).
Gangguan serupa pernah terjadi pada 2020, 2021, serta 2023, dan mengakibatkan banyak layanan populer offline sebelum kembali normal.
Gangguan terbaru ini juga menjadi pengingat betapa rapuhnya infrastruktur inti internet, dan betapa bergantungnya dunia pada layanan online ini.
Menurut Rob Jardin, Kepala Digital di perusahaan keamanan siber NymVPN, tidak ada tanda-tanda bahwa gangguan AWS ini adalah serangan siber
Jardin menduga, gangguan ini tampaknya merupakan kesalahan teknis yang mempengaruhi salah satu pusat data utama Amazon.
“Internet awalnya dirancang untuk menjadi desentralisasi dan tangguh, namun hari ini sebagian besar ekosistem online kita terkonsentrasi di sejumlah kecil wilayah cloud. Ketika salah satu wilayah tersebut mengalami gangguan, dampaknya langsung dan meluas," katanya.
Jardin mengatakan, masalah ini dapat terjadi ketika sistem overload atau bagian kunci jaringan mengalami gangguan; dan karena begitu banyak situs web dan aplikasi bergantung pada AWS, dampaknya menyebar dengan cepat.
Meskipun AWS dan layanan sejenis umumnya tangguh, internet adalah jaringan kompleks layanan yang tumpang tindih, sehingga gangguan dapat terjadi kapan saja.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang