Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa

Kompas.com - 04/06/2025, 16:34 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elsa Yuliana punya cita-cita mulia. Ia ingin mengangkat derajat kedua orangtuanya. Ternyata, mimpi ini mulai terwujud.

Elsa, sapaan akrabnya, anak kedua dari tiga bersaudara, putri dari pasangan Sudiyana (47) dan Parjiyah (48). Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai marbot masjid dan buruh cuci dengan penghasilan tidak menentu, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.

Dengan latar belakang ekonomi yang sederhana, mendorongnya untuk bisa lolos masuk perguruan tinggi tanpa harus mengeluarkan biaya untuk tes.

Elsa mengaku bahwa sejak kelas 10 ia berniat ingin lolosnya lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP mengingat keadaan ekonomi orangtuanya.

Baca juga: 6 Kampus Milik BUMN Buka Beasiswa Penuh 2025: Pertamina, Telkom, PLN

Masuk Jurusan Geografi UGM dengan subsidi UKT 75 persen

“Saya juga selalu belajar sendiri, karena orang tua saya nggak bisa mendaftarkan les untuk saya,” ujar Elsa dilansir dari laman UGM, Rabu (4/6/2025).

Elsa lolos SNBP 2025 di Program Studi Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi UGM, dan berhasil mendapatkan subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 75 persen dari UGM.

Dengan beasiswa ini siswa asal Sentolo, Kulon Progo, membuktikan bahwa ketulusan dan kerja keras yang tak pernah padam mampu mengantarkannya meraih impian menempuh pendidikan tinggi di UGM.

Selama masa sekolahnya di SMA Negeri 1 Wates, Elsa tidak hanya fokus belajar, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi, terutama Pramuka.

Ibunya, Parjiyah, menceritakan bahwa Elsa kerap mengikuti lomba-lomba Pramuka hingga tingkat kabupaten dan meraih sejumlah penghargaan. Hal ini membuat kedua orangtuanya yakin untuk terus mendukungnya.

“Sejak dulu saya kalau misalkan Elsa ngomong ingin kuliah, ya saya dukung. Saya dukung Elsa buat kuliah di UGM. Bersyukur anaknya tahu kalau keinginannya besar jadi selalu mau usaha,” imbuh Parjiyah dengan haru.

Menjadi satu-satunya yang kuliah di keluarga

Dengan beasiswa ini, Elsa menjadi satu-satunya yang berkuliah di keluarganya. Ayahnya lulusan SLTA, Ibunya SMEA, dan kakaknya lulusan SMK.

Namun, di balik rasa syukur itu, muncul pula kekhawatiran terkait biaya pendidikan yang harus ditanggung. Ayahnya, Sudiyana, mengaku sempat cemas, tetapi tetap berpegang pada keyakinan bahwa selalu ada jalan jika anaknya bersungguh-sungguh.

Baca juga: Beasiswa PMDSU 2025 untuk S1 Dibuka, Gratis Biaya Pendidkan S2-S3

“Kalau senang pastinya ada. Tapi ya waktu itu tetap mikir-mikir. Senang sambil mikir ‘gimana ya besok bayarnya?’, gitu. Terus Alhamdulillah Elsa bisa mendapatkan subsidi UKT dari UGM,” tutur Sudiyana dengan mata berkaca-kaca.

Elsa tak pernah malu atas pekerjaan kedua orangtuanya. Bahkan ia sering ikut membantu ayahnya membersihkan masjid jika sang Ayah tengah kewalahan. Ia mengaku senang bisa sedikit meringankan beban orang tuanya.

“Sering juga ikut membantu jika Bapak capek,” katanya.

Elsa berharap dengan berkuliah di UGM, ia dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dan segera bekerja agar bisa membantu membiayai pendidikan adiknya. 

“Setelah lulus mau ngapain sebenarnya saya cuma ingin mengangkat derajat orangtua aja. Soalnya kan nggak mungkin (keadaan ekonomi) seperti ini terus, adik saya juga masih SD. Nanti juga pengennya dikuliahkan, agar bisa ngangkat derajat keluarga,” tutur Elsa.

Elsa bersyukur diberi kesempatan untuk berkuliah di UGM dengan bantuan subsidi UKT. Menurutnya kesempatan ini tak ingin ia siakan untuk menggapai mimpinya, tetapi juga membuka harapan baru bagi masa depan keluarganya.

“Pesan saya untuk teman-teman yang juga sedang berjuang, jangan menyerah apapun keadaannya, termasuk soal ekonomi. Semua itu pasti ada jalannya masing-masing.Kalau kita sudah niat dan terus berdoa serta berusaha, pasti ada jalan. Yang penting jangan menyerah,” pesan Elsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau