KOMPAS.com - Bagi Boy Tri Rizky (28) bahasa Indonesia punya daya magis tersendiri karena telah membawanya ke jenjang pendidikan tertinggi, yakni S3.
"Hidupku ini berubah ya karena bahasa Indonesia. Aku bukan siapa-siapa, aku juga udah enggak ada orangtua, dan bahasa Indonesia ini benar-benar mengubah hidupku banget," ucap Boy ketika diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (26/10/2025).
Pemuda asal Jakarta ini dahulu sangat ingin kuliah dan akhirnya memilih S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tahun 2016.
Namun di pertengahan perkuliahan Boy terpikir apa sumbangsih yang bisa ia beri untuk Indonesia dari pendidikannya.
Baca juga: Pengalaman Boy, Jadi Guru Bahasa Indonesia di Jerman, Dapat Gaji 2 Digit
Ditambah pengalamannya ketika magang mengajarkan bahasa Jerman di sekolah di Indonesia, Boy menyadari porsi jam kerjanya sangat sedikit karena hanya sebagai mata pelajaran pilihan. Jauh dari kata sesuatu yang penting.
Dari situlah fokus Boy mulai beralih ke bahasa Indonesia.
"Mulai semester 5 itu aku dapat pembiayaan untuk riset BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Pada saat itu aku dibiayai oleh fakultasku," ungkap Boy.
Setelah lulus kuliah pada 2020 Boy mulai menjadi guru privat bahasa Indonesia untuk orang-orang asing di Jerman lewat daring.
"Zaman pandemi kan banyak orang Jerman yang kayak kebingungan mereka mau ngapain gitu. Terus banyak orang yang iseng akhirnya belajar Bahasa Indonesia online," tutur Boy yang kala itu menerima gaji dalam kurs Euro.
Boy kemudian lolos seleksi pengajar BIPA yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pada 2021 ia ditugaskan mengajar WNA (Warga Negara Asing) di KBRI Kopenhagen, Denmark namun secara online karena masih pandemi. Murid-muridnya kala itu mulai dari diplomat hingga profesor.
Sebagai pengajar lulusan S1, Boy merasa minder melihat murid-muridnya lebih punya latar pendidikan yang lebih tinggi. Akhirnya ia mendaftar beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) untuk kuliah S2.
"Aku bilang pada saat seleksi beasiswa itu, aku pengen kuliah lagi karena aku sebagai pengajar BIPA ini aku butuh pendidikan yang lebih bagus," ungkap Boy.
Di hadapan para pewawancara LPDP, Boy menceritakan segala pengalaman dan memaparkan data dari kegiatannya mengajar bahasa Indonesia.
Boy berhasil mendapatkan beasiswa LPDP dan memilih kuliah di Georg-August-Universität Göttingen (University of Göttingen) - Jerman pada tahun 2021 silam.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya