KOMPAS.com - Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyarankan penerapan pelajaran bahasa Portugis dilakukan terlebih dahulu di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T).
Menurut Hetifah, hal ini dilakukan karena daerah-daerah tersebut memiliki nilai-nilai historis dengan negara berbahasa Portugis di masa lampau.
"Dalam pelaksanaannya, program pengajaran bahasa Portugis ini dapat terlebih dahulu diuji cobakan di daerah yang memiliki kedekatan historis dan interaksi sosial-budaya dengan negara-negara berbahasa Portugis, seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan langsung dengan Timor Leste," kata Hetifah dikutip dari E-Media DPR, Rabu (29/10/2025).
Hetifah berharap Kementerian Pendidikan juga melakukan kajian mendalam terkait potensi kerja sama dengan negara-negara berbahasa Portugis.
Seperti Brasil, Portugal, dan Timor Leste, serta memperhatikan dampak implementasinya terhadap kurikulum.
Baca juga: Pengalaman Boy, Jadi Guru Bahasa Indonesia di Jerman, Dapat Gaji 2 Digit
Menurut Hetifah, pendekatan kontekstual semacam ini akan memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih relevan, efektif, dan memberi manfaat nyata bagi peserta didik serta masyarakat setempat.
Sekaligus menjadi model pengembangan bahasa asing yang adaptif terhadap karakter dan kebutuhan daerah.
"Prinsipnya, kami mendukung kebijakan pendidikan yang memperkuat daya saing global pelajar Indonesia, selama dilakukan dengan perencanaan matang dan tetap menjaga prioritas bahasa Indonesia serta bahasa daerah sebagai identitas bangsa," ujarnya.
Politisi Partai Golkar ini mengingatkan pengajaran bahasa Portugis, harus memiliki dasar yang jelas baik dari segi manfaat strategis, hubungan diplomatik, maupun relevansinya dengan kebutuhan masa depan siswa.
Pertimbangan ini, kata Hetifah, juga sama dilakukan pada bahasa asing lainnya yang sudah terlebih dahulu diajarkan di Indonesia.
Baca juga: Soal Bahasa Portugis Masuk Kurikulum, Mendikdasmen Angkat Bicara
Ilustrasi bahasa isyarat"Kami tentu menyambut baik setiap upaya pemerintah dalam memperkaya kompetensi bahasa asing peserta didik Indonesia," ungkapnya.
"Namun, pemerintah juga harus memperhatikan dampak implementasinya terhadap kurikulum yang saat ini sudah padat," ucap Hetifah.
Merespons hal ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, pihaknya harus mengkaji terlebih dahulu mengenai usul uji coba bahasa Portugis dilakukan di daerah 3T.
Sebab, penerapan pelajaran bahasa Portugis akan berkaitan dengan muatan kurikulum dan infrastruktur pengajaran yang diperlukan.
"Kami harus mengkaji itu secara keseluruhan ya. Karena nanti menyangkut muatan dalam kurikulum. Juga nanti menyangkut pilihan, dan juga menyangkut sejauh mana kesiapan infrastruktur, gurunya, dan sebagainya," kata Mu'ti di Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2025).
"Jadi ini harus kita kaji secara keseluruhan, dan kami akan membahas itu secara khusus," pungkas Mu'ti.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang