KOMPAS.com - Mungkin tak banyak yang mengetahui bahwa menekuni profesi guru Bahasa Indonesia tak hanya bisa mengajar di dalam negeri, tetapi bisa juga mengajar di luar negeri.
Boy Tri Rizky (28) menjadi bukti nyata. Saat ini ia mengajar bahasa Indonesia di Jerman. Boy merupakan guru Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Rumah Budaya Indonesia di KBRI Berlin dan juga mengajar secara privat.
BIPA merupakan program pengajaran bahasa Indonesia secara gratis dari Badan Pengembangan dan dan Pembinaan Bahasa - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI.
Setelah lulus kuliah dari UNJ (Universitas Negeri Jakarta) pada 2020 silam, Boy mengajar bahasa Indonesia secara privat dan online kepada WNA (warga negara asing) di Jerman.
"Terus aku ikut seleksi pengajar BIPA. Nah terus alhamdulillah aku lulus pada saat itu. Alhamdulillah banget karena rata-rata yang daftar itu lulusan S2 biasanya dan juga udah banyak yang jadi dosen. Tapi aku htungannya fresh graduate," ucap Boy dalam sambungan telepon bersama Kompas.com, Minggu (26/10/2025).
Baca juga: Universitas Brawijaya Sediakan Beasiswa untuk Dokter Asal Palestina
Setelah lolos seleksi Boy dan para pengajar BIPA mendapatkan pelatihan tentang kebahasaan terlebih dahulu selama empat bulan.
Tahun 2021 ia ditugaskan untuk mengajar di KBRI Kopenhagen, Denmark. Namun lantaran saat itu masih pandemi Covid-19, Boy mengajar jarak jauh menggunakan teknologi internet selama enam bulan.
Ketertarikannya untuk mengajar bahasa Indonesia sudah muncul sejak masih kuliah.
Meskipun pada jenjang S1 ia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Boy merasa ilmunya di bangku kuliah tentang metodologi mengajarkan bahasa ke orang asing sangat berguna dengan kegiatannya sebagai guru bahasa Indonesia sekarang.
Pada 2021 Boy juga melanjutkan kuliah S2 di Jerman tepatnya di Universitas Goettingen dan sekarang masih berada di sana sambil kuliah S3 Ilmu Bahasa di Freie Universitaet Berlin.
Baca juga: Beasiswa PPTI BCA 2026 Batch 2 Segera Buka, Ada Uang Saku dan Peluang Kerja
Boy menuturkan saat ini ada tiga kelas bahasa Indonesia yang dibuka di KBRI Berlin. Kurang lebih jumlah muridnya 30 orang.
Pengajaran yang diberikan KBRI Berlin bukan level dasar. Sebab, kata Boy, di Jerman banyak lembaga kursus yang mengajarkan Bahasa Indonesia.
Apabila KBRI membuka kelas dasar khawatir lembaga-lembaga kursus tersebut tidak mendapatkan murid.
"Jadi sistemnya adalah mereka ikut kelas dulu di lembaga bahasa mana, tingkat A1. Jika sudah selesai mereka baru bisa ikut ke kelas kita di KBRI (level A2)," tutur Boy.
Murid-murid Boy rentang usianya di atas 20 tahun hingga 60 tahun.