LONDON, KOMPAS.com - Dewan Kota Liverpool telah mengumumkan rencana untuk melarang semua jenis rokok di kota tersebut mulai tahun 2030.
Langkah ini bertujuan untuk “mendenormalisasi” kebiasaan merokok dan meningkatkan kontrol terhadap tembakau.
Dengan rata-rata perokok menghabiskan sekitar 2.500 pounds per tahun, Dewan berharap untuk mengurangi dampak negatif tembakau pada kesehatan masyarakat.
Dilansir dari Daily Star, keputusan ini menuai reaksi keras dari penduduk setempat.
Banyak yang merasa bahwa larangan ini bersifat "totaliter" dan merampas satu-satunya kesenangan yang dimiliki beberapa orang.
Beberapa penduduk mengungkapkan kemarahan mereka melalui media sosial, menyebutkan bahwa ada masalah lain yang lebih mendesak untuk ditangani.
Rencana ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas yang disebut "Stopping the Start," yang dikembangkan setelah tinjauan independen pada tahun 2022.
Liverpool berambisi untuk mengikuti jejak Bristol, yang telah menguji ruang publik bebas rokok.
Sekitar 2 juta pounds akan diinvestasikan dalam skema ini, dengan tujuan menjadikan Liverpool sebagai kota yang lebih sehat dan sejahtera tanpa bahaya asap tembakau.
Pengumuman ini datang hanya beberapa hari setelah pemerintah Inggris membatalkan usulan untuk melarang penjualan tembakau bagi siapa pun yang lahir setelah 1 Januari 2009.
Kebijakan ini diharapkan sejalan dengan ambisi pemerintah untuk mencapai prevalensi merokok sebesar 5 persen atau kurang pada tahun 2030.
Namun, tantangan utama adalah mendapatkan dukungan dari penduduk yang merasa hak mereka dilanggar dengan adanya larangan ini.
Rencana Liverpool untuk melarang merokok sepenuhnya pada tahun 2030 merupakan langkah berani yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Meskipun menghadapi banyak kritik, Dewan Kota Liverpool bertekad untuk menerapkan strategi ini demi masa depan yang lebih sehat bagi semua warganya.
https://www.kompas.com/global/read/2024/06/08/180000770/rencana-larangan-merokok-di-liverpool-pada-2030-tuai-reaksi-keras