Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Zelensky Desak Pertemuan Langsung dengan Putin demi Perang Berakhir

KYIV, KOMPAS.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (24/8/2025) kembali menegaskan bahwa pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan langkah paling efektif untuk mencapai kemajuan demi berkhirnya perang Rusia-Ukraina.

Seruan itu disampaikan saat Ukraina memperingati Hari Kemerdekaan dan setelah kedua negara melakukan pertukaran tahanan.

Kyiv menyatakan telah memulangkan 146 orang, terdiri dari tawanan perang dan warga sipil, jumlah yang sama juga dilepaskan Rusia.

Zelensky menekankan, format perundingan antar-pemimpin adalah jalan terbaik untuk melangkah maju.

“Hari ini, baik AS maupun Eropa sepakat, Ukraina belum sepenuhnya menang, tetapi tentu saja tidak akan kalah,” ujar Zelensky dalam upacara peringatan.

“Ukraina telah mengamankan kemerdekaannya. Ukraina bukanlah korban, ia adalah seorang pejuang,” lanjutnya, dikutip dari AFP pada Selasa (26/8/2025).

Serangan balasan dan perebutan desa

Di medan tempur, Panglima Tertinggi Ukraina Oleksandr Syrsky mengumumkan pasukan Kyiv berhasil merebut kembali tiga desa di Donetsk. Rusia sehari sebelumnya mengeklaim telah menguasai dua desa lain di kawasan yang sama.

Pada saat bersamaan, Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak ke Rusia. Salah satunya jatuh di area Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk, menyebabkan kebakaran yang kemudian berhasil dipadamkan. Otoritas setempat memastikan tidak ada korban jiwa maupun peningkatan radiasi.

Rusia melaporkan sejumlah serangan nirawak lainnya, termasuk yang ditembak jatuh di Saint Petersburg serta pelabuhan Ust-Luga di Teluk Finlandia. Kebakaran sempat terjadi di terminal bahan bakar milik perusahaan energi Novatek.

Sementara itu, Ukraina menuduh Rusia melancarkan serangan rudal balistik serta 72 pesawat nirawak Shahed buatan Iran.

Angkatan Udara Ukraina menyebut 48 di antaranya berhasil ditembak jatuh. Namun, seorang perempuan berusia 47 tahun tewas akibat serangan di wilayah Dnipropetrovsk.

Desakan pertemuan langsung

Harapan perundingan sempat mencuat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan kesiapan menjadi mediator. Akan tetapi, Rusia pada Jumat lalu menolak gagasan pertemuan langsung Putin-Zelensky.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahkan menuding negara-negara Barat mencari alasan untuk menghalangi negosiasi. Ia juga mengecam sikap Zelensky yang dianggap mendesak pertemuan segera “dengan segala cara”.

Meski demikian, Zelensky menegaskan dirinya tetap membuka ruang dialog bilateral dengan Putin.

“Kehadiran pasukan asing di Ukraina setelah perang berakhir akan menjadi penting. Kyiv masih mengupayakan jaminan keamanan dengan sekutu,” katanya.

Dukungan internasional

Upacara Hari Kemerdekaan di Kyiv turut dihadiri sejumlah pejabat Barat, termasuk utusan AS Keith Kellogg yang menerima penghargaan Order of Merit Ukraina dari Zelensky.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney, yang hadir di ibu kota Ukraina, menegaskan kedaulatan, kemerdekaan, dan kebebasan Ukraina tidak boleh ditentukan Rusia.

Norwegia juga mengumumkan kontribusi 700 juta dollar AS (sekitar Rp 11,5 triliun). Dana itu akan digunakan bersama Jerman untuk mengirimkan dua sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina.

Zelensky menyampaikan apresiasi atas dukungan para pemimpin dunia, mulai dari Presiden AS Donald Trump, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Raja Charles dari Inggris, hingga Paus Leo.

Hingga kini Rusia menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk Semenanjung Krimea yang dianeksasi sejak 2014. Presiden Putin berulang kali menolak seruan gencatan senjata dari Ukraina maupun negara Barat.

Perang yang berlangsung sejak Februari 2022 telah menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan kota-kota, serta memaksa jutaan warga Ukraina meninggalkan rumah mereka.

https://www.kompas.com/global/read/2025/08/26/062416070/zelensky-desak-pertemuan-langsung-dengan-putin-demi-perang-berakhir

Bagikan artikel ini melalui
Oke