KABUL, KOMPAS.com - Gempa bumi mengguncang wilayah timur Afghanistan, dekat perbatasan Pakistan, pada Minggu (31/8/2025) malam waktu setempat.
Pusat Penelitian Geosains Jerman melaporkan, gempa terjadi pukul 23.47 waktu setempat atau Senin (1/9/2025) pukul 03.07 WIB dengan episentrum di dekat Jalalabad, Provinsi Nangarhar, pada kedalaman 14 kilometer.
Dikutip dari BBC pada Senin, jumlah korban tewas mencapai 20 orang.
Juru bicara departemen kesehatan regional, Ajmal Darwaish, mengatakan informasi awal ada sembilan orang tewas dan 25 orang lain mengalami luka-luka di Provinsi Nangarhar.
Jalalabad terletak sekitar 119 kilometer dari ibu kota Afghanistan, Kabul, sebagaimana diberitakan Sky News pada Senin (1/9/2025).
Sekitar 20 menit setelah gempa pertama, guncangan kedua kembali melanda provinsi yang sama dengan kekuatan magnitudo 4,5 pada kedalaman 10 kilometer. Gempa ini kemudian diikuti gempa magnitudo 5,2 dengan kedalaman serupa.
Gempa Afghanistan terbaru tercatat dengan kekuatan magnitudo 6,0.
Informasi terbaru dari BBC itu, 20 orang tewas dan kini melukai lebih dari 100 orang.
Afghanistan sebelumnya juga pernah diguncang gempa besar. Pada 7 Oktober 2023, gempa magnitudo 6,3 disertai sejumlah gempa susulan melanda negara itu.
Saat itu, pemerintah Taliban menyebut sedikitnya 4.000 orang tewas, sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat korban meninggal sekitar 1.500 orang.
Gempa pada 2023 dianggap sebagai bencana alam paling mematikan yang dialami Afghanistan dalam beberapa dekade terakhir.
https://www.kompas.com/global/read/2025/09/01/093941670/gempa-afghanistan-magnitudo-60-tewaskan-20-orang