Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Pekerja Bantuan dan Tenaga Medis di Gaza Tewas akibat Serangan Tentara Israel

Kompas.com - 02/04/2025, 06:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com - Sedikitnya 15 orang, termasuk pekerja bantuan dan tenaga medis, tewas akibat serangan tentara Israel di Gaza pada minggu lalu.

Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk pada Selasa (1/4/2025) mengecam keras serangan tersebut dan menuntut penyelidikan.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan pada Minggu, mereka telah menemukan jenazah delapan petugas medis, enam anggota badan pertahanan sipil Gaza, dan seorang karyawan PBB.

Baca juga: Netanyahu Tawarkan Pemimpin Hamas Tinggalkan Gaza dan Letakkan Senjata

Sementara satu petugas medis Bulan Sabit Merah masih dilaporkan hilang.

"Saya mengecam serangan oleh tentara Israel terhadap konvoi medis dan darurat pada 23 Maret yang mengakibatkan tewasnya 15 tenaga medis dan pekerja kemanusiaan di Gaza," kata Turk dalam sebuah pernyataan.

"Penemuan jenazah mereka delapan hari kemudian di Rafah, dikubur di dekat kendaraan mereka yang hancur ditandai dengan jelas dan sangat mengganggu," tambahnya, seperti dikutip dari AFP pada Rabu (2/4/2025).

Insiden ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai perilaku tentara Israel selama dan setelah kejadian tersebut.

Badan kemanusiaan PBB, OCHA, menyatakan, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa tim pertama dibunuh oleh pasukan Israel pada 23 Maret.

Selain itu, kru darurat dan bantuan lainnya diserang satu per satu selama beberapa jam saat mereka mencari rekan-rekan mereka yang hilang.

Kejadian tersebut berlangsung di lingkungan Tal al-Sultan di kota Rafah, dekat perbatasan Mesir, beberapa hari setelah militer Israel melanjutkan pembomannya di Gaza setelah gencatan senjata selama hampir dua bulan.

Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 8 Orang di Gaza, Termasuk 5 Anak

 

"Mereka terkubur di bawah pasir, di samping kendaraan darurat mereka yang hancur, ambulans yang diberi tanda dengan jelas, truk pemadam kebakaran, dan mobil PBB," tegas Turk.

Turk menekankan, personel medis dan pekerja kemanusiaan harus dilindungi oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik, sesuai dengan hukum humaniter internasional.

"Penghilangan dan pembunuhan tersebut menimbulkan kekhawatiran serius karena puluhan ribu warga Palestina membutuhkan bantuan sementara mereka dilaporkan terjebak di Tall Al-Sultan, Rafah, dengan seluruh wilayah provinsi tersebut berada di bawah perintah pengungsian," katanya.

Kepala hak asasi manusia PBB itu juga menegaskan, Israel, sebagai kekuatan pendudukan, memiliki tanggung jawab untuk melindungi warga sipil dan memfasilitasi akses mereka ke layanan dasar yang menyelamatkan nyawa, termasuk perawatan kesehatan.

"Kantor saya telah beberapa kali menyuarakan keprihatinan tentang penahanan dan pembunuhan personel medis dan darurat di Gaza, yang bekerja dalam kondisi yang sangat sulit," tambahnya.

Sementara itu, ratusan pekerja bantuan di Gaza telah terbunuh selama 18 bulan terakhir.

Turk juga meminta klarifikasi mengenai nasib dan keberadaan anggota terakhir Bulan Sabit Merah Palestina yang masih hilang.

Baca juga: Pejabat Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

"Harus ada penyelidikan yang independen, cepat, dan menyeluruh atas insiden tersebut dan mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional harus dimintai pertanggungjawaban," tegas dia.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau