Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Manusia Purba di Selat Madura: Bukti Kehidupan Benua yang Tenggelam

Kompas.com - 02/06/2025, 23:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: Tri Wahyuni/BBC News Indonesia

KOMPAS.com - Temuan fosil Homo erectus dan beragam spesies vertebrata lainnya di Selat Madura diklaim sebagai temuan arkeologi pertama di Laut Jawa, sekaligus menjadi bukti kehidupan di benua yang tenggelam, Sundaland.

Hasil penelitian yang dipublikasikan pertengahan Mei lalu mengungkap 1.212 fosil yang ditemukan di Selat Madura adalah fosil Homo erectus dan 36 spesies vertebrata atau hewan bertulang belakang lainnya.

Ada 6.372 fosil yang ditemukan para peneliti sejak 2015 dan dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun hingga akhirnya penelitian itu dipublikasikan.

Baca juga: Ilmuwan Peru Ungkap Fosil Buaya Usia 12 Juta Tahun

Temuan ini tak terduga, berawal dari proyek reklamasi pulau di perairan Gresik, Jawa Timur, yang bertujuan membangun pelabuhan.

Proses pengerukan di wilayah perairan sebelah utara Pelabuhan Tanjung Perak—yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura—dimulai pada 2014-2015 di kedalaman 20-50 meter.

Tidak ada yang mengira lima juta meter kubik pasir yang diekstraksi untuk membuat daratan baru itu menyimpan banyak fosil vertebrata.

Berdasarkan teori dan temuan terkini, para peneliti berspekulasi bahwa dasar laut Indonesia masih memiliki kekayaan arkeologi yang melimpah.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Usia 150 Juta Tahun Laku Rp 100 Miliar di Paris

Diperkirakan berusia 140.000 tahun

Sisa-sisa kehidupan purba yang berserakan di pasir pertama kali ditemukan oleh Harold Berghuis—konsultan geologi yang saat ini sedang menempuh doktoral di Fakultas Arkeologi Universitas Leiden—pada 2015.

Di samping perannya sebagai ahli di salah perusahaan yang terlibat dalam proses reklamasi, dia juga bagian dari tim peneliti.

Saat itu, sebidang tanah sekitar 100 hektar sudah selesai dibentuk dan sedang dikeringkan.

Harold mengumpulkan fosil-fosil tersebut satu per satu, hanya dengan kejelian matanya dan tanpa bantuan alat galian.

Berbekal pengetahuan, keahlian, dan pengalaman, ia menduga temuannya itu adalah hal yang penting.

Setelah tiga bulan pencarian, dia mengirim fosil ke Museum Geologi Bandung, Jawa Barat, untuk diteliti.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Ditemukan di Hong Kong untuk Kali Pertama

Sebelum proyek pembangunan pelabuhan tuntas, Harold memutuskan untuk melanjutkan pencarian di area seluas 100 hektar itu pada 2016.

Berbeda dengan pencarian sebelumnya, kali ini dia memanfaatkan proyek-proyek penggalian untuk mendapatkan fosil yang mungkin tertimbun lebih dalam.

Pada September 2018, Harold menemukan fosil yang dia idamkan, tulang belulang manusia purba.

"Saya lihat di lapangan, saya ambil," ujar Harold.

Saat melihat fragmen fosil tersebut, dia merasa bentuknya menyerupai fosil manusia purba yang ditemukan di Belanda.

"Seharusnya (fosil) manusia ini," pikirnya pada waktu itu.

Baca juga: Fosil Reptil Purba Sebesar 2 Bus Ditemukan, Mungkin Terbesar di Lautan

Harold langsung mengecek data-data yang dia punya untuk melihat kecocokan temuannya dengan fragmen manusia purba Neandhertal di Belanda.

Setelah dibandingkan, ia mengidentifikasi temuan tersebut sebagai sisa-sisa manusia purba, khususnya fragmen frontal atau potongan tulang dahi dari Homo erectus.

Selain fragmen frontal, Harold juga menemukan fragmen parietal Homo erectus, yaitu bagian atas tempurung kepala sebelah kanan atau kiri.

Fragmen ini sebenarnya dia temukan pada 2015 lalu, tetapi dia tidak menyadarinya dan baru diketahui setelah fosil itu dikirim dan diperiksa di Museum Geologi Bandung.

Fosil-fosil Homo erectus ini diperkirakan berasal dari 140.000 tahun lalu.

Menurut Harold, sejauh ini ada empat fosil manusia purba yang ditemukan dari dasar laut, yakni fragmen Neanderthal dari Laut Utara di Belanda, fosil tulang rahang Denisova dari Selat Taiwan, dan dua fragmen Homo erectus dari Selat Madura.

Baca juga: Misteri Fosil yang Ditemukan Peternak Australia pada 1990-an Terpecahkan

Membuka wawasan baru

36 fragmen fosil dari hewan vertebrata didokumentasikan oleh para peneliti. Quaternary Environments and Humans 36 fragmen fosil dari hewan vertebrata didokumentasikan oleh para peneliti.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau