Penulis: BBC News Indonesia
KOMPAS.com - Jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di tebing Gunung Rinjani, telah dibawa ke Bali pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 15.00 Wita untuk diautopsi.
Jenazah Juliana Marins dibawa menggunakan ambulans milik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara.
PLT Kepala RS Bhayangkara Polda NTB Mike Wijayanti Johar mengatakan, menurut rencana jenazah Juliana akan diautopsi di RS Mandara, Bali.
Baca juga: Banyak Dikritik, Kenapa Evakuasi Juliana Marins di Rinjani Begitu Lama?
Hal itu karena, pihak RS Bhayangkara sedang tidak ada dokter ahli Forensik.
"Karena kami punya dokter ahli forensik satu-satunya di NTB sedang ada tugas di Sumatra," kata Mike, seperti dilaporkan wartawan di Mataram Abdul Latif kepada BBC News Indonesia, Kamis (26/06).
Mike menjelaskan, ada dua pilihan RS di Bali untuk melakukan autopsi, hanya saja dari koordinasi dengan pihak Polda Bali, RS Mandara menjadi pilihan utama.
"Memang pilihannya ada dua, RS Sanur dan Mandara, kami pilih yang lebih cepat, jadi pilihannya RS Mandara," jelasnya.
Berkas-berkas berikut barang-barang yang melekat ditubuh korban sudah di serahkan ke pihak Kedutaan Brasil untuk Indonesia.
"Karena keluarga sudah tidak tega lagi melihat jenazahnya." tambah Mike.
Baca juga: Agam Rinjani Dijuluki Pahlawan oleh Netizen dan Media Brasil usai Evakuasi Juliana Marins
Menurut Mike, kemungkinan besar proses autopsi akan berlangsung Jumat (27/6/2025).
Musababnya, jarak tempuh jalur laut yang bakal memakan waktu.
"Kita juga tidak mengerti perjalanannya lancar atau tidak, karena kami dapat info waktu masuk (perairan) Bali, lumayan besar ombaknya. Kita tidak tahu sampai sana jam berapa," tambahnya.
Terkait hasil pemeriksaan luar jenazah, Mika tidak bersedia membeberkannya.
"Hasilnya nanti kami serahkan ke penyidik Polres Lombok Timur, karena TKP-nya ada di Lombok Timur." kata Mike
Dari pantauan BBC, sejumlah keluarga korban bersama pihak Kedutaan Brasil sempat mendatangi RS Bhayangkara Polda NTB.
Baca juga: Juliana Marins Disebut Sempat Masih Hidup Usai Jatuh di Rinjani
Mereka meninggalkan RS Bhayangkara lebih awal, beberapa menit sebelum jenazah Juliana dibawa ke Bali.
Evakuasi pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani telah dituntaskan
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii mengatakan proses evakuasi Juliana Marins dari Gunung Rinjani telah dituntaskan pada Rabu (25/6/2025).
Menurutnya, jenazah korban berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter sekitar pukul 13.50 Wita. Proses evakuasi dilakukan melalui jalur darat "dengan tandu".
Syafii mengklaim rencana awal proses evakuasi akan menggunakan helikopter, akan tetapi kondisi cuaca tidak memungkinkan.
Proses evakuasi korban menggunakan rute Pelawangan menuju Sembalun berjarak sekitar 10 km dengan waktu sekitar enam jam. Umumnya, rute turun gunung ini ditempuh pendaki antara 4-7 jam tergantung kecepatan dan kondisi fisik. Jalurnya juga terjal.
Baca juga: Sejumlah Media Asing Ikut Beritakan Tewasnya Juliana Marins di Gunung Rinjani
Selain itu, ia juga mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak keluarga Juliana Marins, dan menyampaikan situasi lingkungan, medan, perencanaan, dan skenario-skenario penyelamatan.
"Dari pihak keluarga bisa sangat menerima, situasi dan kondisi yang dihadapi," kata Syafii.
Dalam keterangan yang dimuat akun resmi Instagram Balai Taman Nasional (TN) Gunung Rinjani, proses evakuasi Juliana Marins telah berlangsung intensif dan berhasil dituntaskan dengan penuh kehati-hatian.
"(Pukul 20.40 Wita) jenazah korban telah tiba di Resort Sembalun, dan akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Nusa Tenggara Barat," tulis akun tersebut.
Sebelumnya, Tim SAR mengatakan pendaki Brasil yang jatuh dari tebing Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) dipastikan dalam kondisi meninggal dunia saat menjangkau perempuan tersebut pada kedalaman 600 meter pada Selasa (24/6/2025) malam.
Hingga Selasa (24/6/2025) malam, tim SAR gabungan masih mengupayakan evakuasi Juliana, warga negara Brasil yang terperosok ke jurang di ketinggian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Alexandre Pato Tawarkan Bantu Biaya Pemulangan Jenazah Juliana Marins dari Indonesia ke Brasil
Juliana Marins, 26 tahun, terperosok ketika mendaki gunung Rinjani pada Sabtu.
Merujuk keterangan resmi Basarnas, pada Selasa pukul 18.00 Wita, salah satu anggota tim SAR berhasil menjangkau korban pada kedalaman 600 meter. Namun, saat dilakukan pemeriksaan terhadap korban tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan.
Beberapa menit sesudahnya, tiga anggota SAR gabungan menyusul turun mendekati korban.
"Setelah dikonfirmasi, dipastikan korban dalam kondisi meninggal dunia, selanjutnya korban dilakukan wrapping survivor," tulis Syafii dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia pada Selasa malam.