Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Pekerja Distribusi Bantuan Gaza: Tembak Saja, Tanya Belakangan

Kompas.com - 05/07/2025, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: Lucy Williamson/BBC Indonesia

GAZA CITY, KOMPAS.com - Seorang mantan pekerja kontrak keamanan di lokasi distribusi bantuan untuk Gaza mengatakan kepada BBC bahwa warga Palestina yang kelaparan ditembaki, bahkan dengan menggunakan senapan mesin, meski mereka tidak menimbulkan ancaman.

Yayasan Kemanusiaan Gaza atau Gaza Humanitarian Foundation (GHF) membantah keras tudingan ini.

Pekerja kontrak yang meminta identitasnya ditutup ini berkata, pada sebuah peristiwa seorang penjaga di lokasi pembagian bantuan menembaki sekelompok perempuan, anak-anak, dan orang tua dengan menggunakan senapan mesin dari menara pengawas.

Baca juga: Menjaga Netralitas Medis di Tengah Bara Gaza

Alasannya, menurut kesaksian pekerja kontrak yang berbicara kepada BBC, warga Gaza tersebut berjalan terlalu lambat untuk pergi dari lokasi distribusi bantuan.

"Saat itu yang terjadi, para pekerja lain di lokasi, berdiri di gundukan yang menghadap ke gerbang keluar. Lalu, ada 15 sampai 20 tembakan berulang yang menembaki kerumunan warga Palestina," ujarnya.

"Seorang laki-laki Palestina jatuh ke tanah. Tak bergerak. Kemudian, pekerja lain berdiri di sana mengatakan 'wah, kamu berhasil dapat satu'. Lalu, mereka tertawa," sambungnya.

Pekerja kontrak yang meminta identitasnya ditutup ini juga mengungkapkan, manajer GHF telah menepis laporannya dan menilai insiden itu hanya sebuah kebetulan karena bisa saja pria Palestina itu jatuh "tersandung" atau "lelah dan pingsan".

GHF mengatakan tuduhan itu keliru. Mereka menunjukkan sebuah pernyataan yang berbunyi tidak ada warga sipil yang pernah ditembaki di titik distribusi di bawah GHF.

Baca juga: Perang 2 Tahun, Hamas Siap Mulai Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

GHF juga mengeklaim bahwa orang yang membuat tuduhan ini adalah "bekas pekerja kontrak yang tidak puas" karena telah diberhentikan akibat pelanggaran.

Namun pekerja yang berbicara kepada BBC ini menampik penjelasan GHF. Dia menunjukkan slip gaji yang menunjukkan bahwa dia masih dibayar selama dua minggu setelah meninggalkan pekerjaannya.

Pekerja ini berkata bahwa dia bekerja di empat titik distribusi GHF. Sepanjang pengalamannya, dia melihat budaya impunitas dengan sedikit aturan dan kontrol di dalam lembaga tersebut.

Menurutnya, pekerja kontrak tidak diberi aturan kerja atau prosedur operasi standar yang jelas.

Hanya saja, ada pimpinan tim yang memberitahu, "jika kamu merasa terancam, tembak-tembak saja untuk membunuh dan tanyakan nanti".

Baca juga: PBB: 613 Warga Gaza Tewas di Dekat Titik Distribusi Bantuan sejak Mei 2025

Pimpinan tim juga menyebut orang Gaza sebagai "gerombolan zombie", kata pekerja kontrak tersebut, menyindir bahwa orang-orang ini tidak memiliki nilai.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau