Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Israel Beralih Dukung Hamas, Desak Netanyahu Akhiri Perang Gaza

Kompas.com - 14/07/2025, 15:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sebanyak 74 persen responden di Israel, termasuk 60 persen pemilih koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mendukung kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan semua sandera, sekaligus dengan imbalan diakhirinya perang di Gaza.

Hasil ini terungkap dalam jajak pendapat yang disiarkan Channel 12 pada Jumat (11/7/2025).

Sementara itu, hanya 8 persen responden yang mendukung usulan Netanyahu, yakni kesepakatan tahap awal untuk membebaskan separuh sandera, membuka jalan bagi negosiasi gencatan senjata permanen, dan pembebasan sandera berikutnya.

Baca juga: Netanyahu Makin Tertekan, Desakan untuk Israel Akhiri Perang Gaza Menguat

Adapun 12 persen responden menolak kesepakatan apa pun yang mencakup akhir perang, sedangkan 6 persen lainnya mengaku tidak memiliki jawaban.

Netanyahu dinilai bermotif politik

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mengunjungi Institut Sains Weizmann yang hancur dirudal Iran di Kota Rehovot, Israel, 20 Juni 2025.AFP/JACK GUEZ Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat mengunjungi Institut Sains Weizmann yang hancur dirudal Iran di Kota Rehovot, Israel, 20 Juni 2025.
Menurut laporan Times of Israel, para responden ketika ditanya mengapa Netanyahu bersikeras pada kesepakatan bertahap, 49 persen menilai alasannya politis.

Sementara itu, 36 persen percaya alasan Netanyahu berkaitan dengan keamanan, dan 15 persen merasa tidak tahu.

Netanyahu sebelumnya menyampaikan kepada para keluarga sandera dalam pertemuan di Washington pada Rabu (9/7/2025), kesepakatan komprehensif untuk memulangkan semua sandera tidak pernah menjadi pilihan, menurut laporan stasiun tv publik Kan.

Di sisi lain, 55 persen responden menilai penanganan perang di Gaza oleh Netanyahu buruk. Hanya 41 persen yang menilai baik, sedangkan 4 persen lainnya tidak memberikan penilaian.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara saat konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS, di Tel Aviv pada 18 Desember 2023. Ia baru-baru ini mengungkap rencananya tentang pemerintahan Gaza setelah perang.AFP/ALBERTO PIZZOLI Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara saat konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS, di Tel Aviv pada 18 Desember 2023. Ia baru-baru ini mengungkap rencananya tentang pemerintahan Gaza setelah perang.
Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga mendapat sorotan. Sebanyak 52 persen responden menilai kinerjanya buruk saat menjabat, 37 persen menilai baik, dan 11 persen tidak tahu.

Sementara itu, Kepala Staf IDF (Pasukan Pertahanan Israel) Letnan Jenderal Eyal Zamir, yang disebut kerap berselisih dengan pemerintah terkait strategi perang, memperoleh citra positif.

Sebanyak 62 persen responden menilai kinerjanya baik, 24 persen menilai buruk, dan 14 persen menyatakan tidak tahu.

Kemungkinan Netanyahu mundur

Para pedemo Israel memblokir jalan di Tel Aviv setelah pemecatan menteri pertahanan, pada 5 November 2024, di tengah perang yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Selasa (5/11/2024), menyusul perbedaan pendapat di depan umum mengenai perang yang sedang berlangsung di Gaza, dan menggantinya dengan mantan diplomat top Israel Katz. AFP/JACK GUEZ Para pedemo Israel memblokir jalan di Tel Aviv setelah pemecatan menteri pertahanan, pada 5 November 2024, di tengah perang yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Selasa (5/11/2024), menyusul perbedaan pendapat di depan umum mengenai perang yang sedang berlangsung di Gaza, dan menggantinya dengan mantan diplomat top Israel Katz.
Survei juga menyinggung isu kemungkinan Netanyahu mundur sebagai bagian kesepakatan untuk mengakhiri sidang kasus korupsinya.

Sebanyak 55 persen responden, termasuk 27 persen pemilih koalisi, menyatakan bahwa Netanyahu sebaiknya mengambil opsi itu.

Sementara 34 persen menilai ia sebaiknya tetap di kabinet dan maju di pemilu berikutnya, serta 11 persen tidak tahu.

Saat ditanya isu apa yang memengaruhi pilihan mereka pada pemilu Israel mendatang, 27 persen responden menyebut ekonomi dan biaya hidup.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau