BOGOTA, KOMPAS.com - Calon presiden Kolombia Miguel Uribe meninggal dunia pada Senin (11/8/2025) pagi waktu setempat, dua bulan setelah ditembak di kepala saat berkampanye.
Kabar duka itu disampaikan istrinya, Maria Claudia Tarazona, melalui akun Instagram pribadi.
“Kamu akan selalu menjadi cinta dalam hidupku. Terima kasih atas hidup yang penuh cinta,” tulis Tarazona, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: Profil Miguel Uribe Turbay, Capres Kolombia yang Ditembak 2 Kali di Kepala
“Beristirahatlah dalam damai, cinta dalam hidupku. Aku akan merawat anak-anak kita,” lanjutnya.
Menurut keterangan klinik yang merawat, kondisi capres berusia 39 tahun itu kembali kritis pada Sabtu (9/8/2025) setelah mengalami pendarahan otak baru, terkait upaya pembunuhan tersebut.
Ia ditembak tiga kali, dua di antaranya mengenai kepala.
Pihak berwenang telah menangkap enam orang yang diduga terlibat, termasuk seorang remaja berusia 15 tahun yang diyakini sebagai pelaku penembakan.
Kelompok pembangkang dari gerilyawan FARC, yang telah dibubarkan, disebut sebagai kemungkinan dalang serangan.
Pada pertengahan Juli, Uribe sempat menunjukkan tanda-tanda perbaikan dan menjalani neurorehabilitasi setelah beberapa kali operasi.
Uribe kini meninggalkan seorang putra kecil dan tiga putri remaja dari istrinya.
“Hari ini adalah hari yang menyedihkan bagi negara ini,” kata Wakil Presiden Kolombia Francia Marquez melalui media sosial X.
“Kekerasan tidak boleh terus-menerus mewarnai takdir kita. Demokrasi tidak dibangun dengan peluru atau darah, melainkan dengan rasa hormat dan dialog,” ujarnya.
Baca juga: Remaja 15 Tahun Penembak Capres Kolombia Miguel Uribe Disidang, Mengaku Tak Bersalah
Pada Oktober 2024, ia mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan presiden Mei 2026 untuk menggantikan presiden sayap kiri Gustavo Petro.
Serangan terhadap Uribe memicu kekhawatiran akan kembalinya gelombang kekerasan politik seperti pada era 1980-an dan 1990-an, ketika pembunuhan dan serangan terhadap tokoh politik sering terjadi di Kolombia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, yang kerap mengkritik pemerintahan Petro, turut menyampaikan belasungkawa dan menuntut keadilan.
“Amerika Serikat menyatakan solidaritasnya kepada keluarganya, rakyat Kolombia, baik dalam duka cita maupun menuntut keadilan bagi mereka yang bertanggung jawab,” tulis Rubio di X.
Baca juga: Kronologi Penembakan Miguel Uribe, dari Aksi Kampanye hingga Penangkapan Pelaku
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini