Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Isu Penting di Sidang Umum PBB, dari Pertemuan Trump–Albanese hingga Pengakuan Palestina

Kompas.com - 22/09/2025, 11:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Otoritas Palestina menawarkan komitmen reformasi tata kelola pemerintahan, demiliterisasi, dan penyelenggaraan pemilu.

Namun, AS menolak pengakuan tersebut dengan alasan Hamas “diberi imbalan”.

Sebaliknya, Presiden Perancis Emmanuel Macron menilai pengakuan justru merupakan cara terbaik untuk mengisolasi Hamas.

Dalam voting terbaru di PBB, 145 negara mendukung keikutsertaan virtual Palestina setelah AS menolak memberikan visa bagi pejabat Palestina.

Komisi penyelidikan PBB juga menilai pemboman Israel di Gaza memenuhi unsur genosida dan menyerukan penerapan sanksi, penghentian pasokan senjata, serta kerja sama dengan Mahkamah Pidana Internasional.

Isu ini akan menjadi bahasan utama dalam pertemuan tingkat tinggi yang dipimpin bersama Perancis dan Arab Saudi di markas besar PBB.

Baca juga: Apa Arti Pengakuan Negara Palestina, Simbolis atau Nyata di Lapangan?

3. Tekanan terhadap Rusia

Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi yang keempat sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan meminta dukungan lebih luas dan sanksi yang lebih keras terhadap Moskwa.

Di sisi lain, media pemerintah Rusia menyebut Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov akan bertemu dengan Menlu AS Marco Rubio.

Trump beberapa kali mendorong pertemuan langsung antara Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin, bahkan mengklaim sudah ada sinyal persetujuan dari Moskwa.

Namun, baru-baru ini ia menyebut Putin mengecewakan dan mendesak negara-negara untuk menolak membeli minyak Rusia.

4. Pidato perdana Albanese

Untuk pertama kalinya, Perdana Menteri Australia akan menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB.

Ia diperkirakan menegaskan komitmen Australia pada perdamaian dunia, kerja sama internasional, serta tatanan global berbasis aturan.

Selain isu geopolitik, Albanese juga akan menyinggung target iklim baru Australia, yaitu pengurangan emisi 62–70 persen pada 2035 dibanding tingkat emisi 2005.

Australia juga mendorong forum internasional yang membahas larangan penggunaan media sosial bagi anak di bawah usia 16 tahun.

Berdasarkan rancangan kebijakan, platform media sosial wajib mengambil langkah untuk mencegah pendaftaran pengguna yang masih di bawah umur.

Baca juga: Israel Gempur Gaza, 34 Warga Tewas Jelang Pengakuan Negara Palestina

“Australia memimpin dunia, tetapi dunia mengikuti jejak Australia,” kata Albanese terkait kebijakan tersebut.

Forum tersebut akan dihadiri perwakilan dari Uni Eropa, Yunani, dan Fiji, serta didukung penuh jajaran menteri Australia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau