Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia, Thailand, dan Kamboja "Dihadiahi" Trump Tarif 0 Persen, Indonesia Bagaimana?

Kompas.com - 29/10/2025, 13:33 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Amerika Serikat (AS) resmi memberikan tarif impor 0 persen untuk sejumlah produk asal Thailand, Malaysia, dan Kamboja, dalam kesepakatan perdagangan baru yang diumumkan saat KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur.

Langkah ini disahkan langsung oleh Presiden Donald Trump, yang juga mencabut kebijakan lama berupa tarif balasan sebesar 19 persen terhadap tiga negara Asia Tenggara tersebut.

Dilansir The Nation Thailand, Senin (27/10/2025), kebijakan ini memungkinkan sejumlah produk dari ketiga negara itu masuk ke pasar AS tanpa bea masuk, sekaligus menandai perubahan signifikan dalam arah hubungan dagang Washington dengan Asia Tenggara.

Baca juga: Trump Banggakan Kebijakan Tarif, Klaim Bisa Akhiri Banyak Perang

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperdalam kerja sama ekonomi dan memperluas diversifikasi perdagangan di kawasan,” tulis laporan tersebut.

Kesepakatan timbal balik dengan Thailand

AS dan Thailand menandatangani “Reciprocal Trade Framework Agreement”, atau “Perjanjian Kerangka Perdagangan Timbal Balik,” yang bertujuan memperkuat hubungan ekonomi dan investasi kedua negara.

Dalam kesepakatan tersebut, Thailand berkomitmen membeli produk pertanian, pasokan energi, dan pesawat buatan AS senilai lebih dari 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 332 triliun).

Sebagai imbalannya, Bangkok sepakat menghapus tarif hampir 99 persen terhadap barang-barang asal AS.

Sementara itu, pihak Washington tetap mempertahankan tarif 19 persen untuk sebagian besar produk Thailand, namun memberikan status bebas bea masuk (0 persen) bagi beberapa komoditas terpilih.

Rincian mengenai produk-produk Thailand yang termasuk dalam daftar bebas tarif tersebut belum diumumkan secara resmi.

Malaysia diuntungkan di tiga sektor

Dari pihak Malaysia, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Tengku Zafrul Aziz mengonfirmasi bahwa kesepakatan ini memberikan tarif 0 persen untuk tiga sektor produk utama negaranya.

Baca juga: Kenapa Trump Kembali Kenakan Tarif 100 Persen untuk China?

Meski Zafrul belum merinci sektor yang dimaksud, ia menegaskan bahwa keputusan tersebut akan meningkatkan daya saing ekspor Malaysia dan memperkuat hubungan komersial dengan Amerika Serikat.

“Langkah ini diharapkan berdampak langsung pada ekspor unggulan dan memperkuat posisi Malaysia dalam rantai pasokan global,” ujarnya.

Indonesia ingin manfaat serupa

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan melakukan negosiasi dengan pihak AS agar produk asal Indonesia bisa bebas bea masuk ke AS.Dok. ekon.go.id Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan melakukan negosiasi dengan pihak AS agar produk asal Indonesia bisa bebas bea masuk ke AS.

Sementara itu, Indonesia juga tengah berupaya memperoleh perlakuan serupa dari AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan negosiasi masih berlangsung intens, setelah sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan (shutdown) di AS.

“Kami berharap kesepakatan dapat diselesaikan dalam beberapa minggu ke depan,” kata Airlangga.

Ia menambahkan bahwa prinsip dasar perundingan tersebut adalah barang yang bisa ditanam di Indonesia tetapi tidak bisa ditanam di AS akan mendapatkan perlakuan khusus.

“Prinsipnya, kesepakatan ini berlaku untuk produk yang bisa tumbuh di Indonesia tapi tidak di AS,” ujar Airlangga.

“Jadi untuk produk seperti kelapa sawit, kakao, dan cokelat, mereka menawarkan tarif 0 persen,” imbuhnya.

Baca juga: Trump Umumkan Tarif Baru 100 Persen, Picu Lagi Perang Dagang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Gempa M 6,3 Afghanistan, Orang-orang Jatuh dari Gedung Tinggi
Gempa M 6,3 Afghanistan, Orang-orang Jatuh dari Gedung Tinggi
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau