KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Amerika Serikat (AS) resmi memberikan tarif impor 0 persen untuk sejumlah produk asal Thailand, Malaysia, dan Kamboja, dalam kesepakatan perdagangan baru yang diumumkan saat KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur.
Langkah ini disahkan langsung oleh Presiden Donald Trump, yang juga mencabut kebijakan lama berupa tarif balasan sebesar 19 persen terhadap tiga negara Asia Tenggara tersebut.
Dilansir The Nation Thailand, Senin (27/10/2025), kebijakan ini memungkinkan sejumlah produk dari ketiga negara itu masuk ke pasar AS tanpa bea masuk, sekaligus menandai perubahan signifikan dalam arah hubungan dagang Washington dengan Asia Tenggara.
Baca juga: Trump Banggakan Kebijakan Tarif, Klaim Bisa Akhiri Banyak Perang
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperdalam kerja sama ekonomi dan memperluas diversifikasi perdagangan di kawasan,” tulis laporan tersebut.
AS dan Thailand menandatangani “Reciprocal Trade Framework Agreement”, atau “Perjanjian Kerangka Perdagangan Timbal Balik,” yang bertujuan memperkuat hubungan ekonomi dan investasi kedua negara.
Dalam kesepakatan tersebut, Thailand berkomitmen membeli produk pertanian, pasokan energi, dan pesawat buatan AS senilai lebih dari 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 332 triliun).
Sebagai imbalannya, Bangkok sepakat menghapus tarif hampir 99 persen terhadap barang-barang asal AS.
Sementara itu, pihak Washington tetap mempertahankan tarif 19 persen untuk sebagian besar produk Thailand, namun memberikan status bebas bea masuk (0 persen) bagi beberapa komoditas terpilih.
Rincian mengenai produk-produk Thailand yang termasuk dalam daftar bebas tarif tersebut belum diumumkan secara resmi.
Dari pihak Malaysia, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Tengku Zafrul Aziz mengonfirmasi bahwa kesepakatan ini memberikan tarif 0 persen untuk tiga sektor produk utama negaranya.
Baca juga: Kenapa Trump Kembali Kenakan Tarif 100 Persen untuk China?
Meski Zafrul belum merinci sektor yang dimaksud, ia menegaskan bahwa keputusan tersebut akan meningkatkan daya saing ekspor Malaysia dan memperkuat hubungan komersial dengan Amerika Serikat.
“Langkah ini diharapkan berdampak langsung pada ekspor unggulan dan memperkuat posisi Malaysia dalam rantai pasokan global,” ujarnya.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan melakukan negosiasi dengan pihak AS agar produk asal Indonesia bisa bebas bea masuk ke AS.Sementara itu, Indonesia juga tengah berupaya memperoleh perlakuan serupa dari AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan negosiasi masih berlangsung intens, setelah sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan (shutdown) di AS.
“Kami berharap kesepakatan dapat diselesaikan dalam beberapa minggu ke depan,” kata Airlangga.
Ia menambahkan bahwa prinsip dasar perundingan tersebut adalah barang yang bisa ditanam di Indonesia tetapi tidak bisa ditanam di AS akan mendapatkan perlakuan khusus.
“Prinsipnya, kesepakatan ini berlaku untuk produk yang bisa tumbuh di Indonesia tapi tidak di AS,” ujar Airlangga.
“Jadi untuk produk seperti kelapa sawit, kakao, dan cokelat, mereka menawarkan tarif 0 persen,” imbuhnya.
Baca juga: Trump Umumkan Tarif Baru 100 Persen, Picu Lagi Perang Dagang
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang