KOMPAS.com - Kebiasaan mematikan lampu setiap kali meninggalkan ruangan sudah menjadi aturan tidak tertulis di banyak rumah tangga.
Hal ini biasanya bertujuan untuk menghemat energi dan menekan tagihan listrik bulanan. Namun, dengan berkembangnya teknologi pencahayaan, aturan lama tersebut tidak sepenuhnya relevan lagi.
Banyak orang percaya bahwa semakin lama lampu menyala, semakin besar energi yang terbuang, sehingga biaya listrik pun membengkak. Secara teori, ini memang terdengar masuk akal.
Namun, melansir Real Simple, Sabtu (12/4/2025), US Department of Energy (DOE) menjelaskan bahwa selain konsumsi listrik, umur bohlam juga dipengaruhi oleh frekuensi pemakaian, terutama berapa kali lampu dinyalakan dan dimatikan.
Semakin sering siklus on/off terjadi, semakin pendek masa pakai bohlam tertentu, terutama untuk jenis CFL.
Jika bohlam sering rusak karena terlalu sering dimatikan, maka alih-alih menghemat listrik, kamu justru membutuhkan biaya pembelian bohlam baru.
Jenis bohlam dan efesiensi penggunaannya
Setiap jenis bohlam memiliki karakteristik berbeda dalam hal efisiensi energi dan ketahanannya terhadap siklus nyala-mati.
Pemahaman akan jenis lampu yang digunakan sangat penting agar kamu tahu kapan sebaiknya lampu dimatikan dan kapan dibiarkan menyala.
Bohlam pijar: Ini adalah jenis lampu tradisional yang paling boros energi. Lebih dari 90% energi yang dikonsumsi lampu pijar berubah menjadi panas, bukan cahaya.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk selalu mematikannya begitu tidak digunakan. Selain itu, umur lampu ini cukup pendek, sehingga sangat tidak efisien dalam jangka panjang.
Bohlam halogen: Meskipun merupakan versi yang sedikit lebih efisien dari lampu pijar, bohlam halogen tetap bekerja dengan prinsip yang sama.
Konsumsi energinya lebih rendah, tetapi tidak seefisien CFL atau LED. Jika kamu menggunakan jenis lampu ini, disarankan untuk mematikannya saat tidak digunakan, terutama jika ruangan akan kosong dalam waktu lama.
Bohlam CFL (Compact Fluorescent Lamp): CFL adalah alternatif hemat energi dari lampu pijar dan halogen. Namun, umur bohlam ini dipengaruhi oleh seberapa sering dinyalakan dan dimatikan.
DOE menyarankan agar lampu CFL tetap menyala jika kamu hanya meninggalkan ruangan dalam waktu kurang dari 15 menit. Jika durasi lebih lama, lebih baik kamu mematikannya agar efisiensinya tetap terjaga.
Bohlam LED (Light-Emitting Diode): Inilah jenis bohlam paling efisien saat ini. LED menggunakan energi jauh lebih sedikit, menghasilkan panas minimal, dan tidak terpengaruh oleh seberapa sering dinyalakan dan dimatikan.
Bahkan, jika dibiarkan menyala selama beberapa jam, dampaknya terhadap tagihan listrik sangat kecil. Oleh karena itu, mematikan lampu LED bukanlah keharusan kecuali kamu akan meninggalkan rumah untuk waktu lama.
https://www.kompas.com/homey/read/2025/04/12/185604776/haruskah-mematikan-lampu-saat-meninggalkan-ruangan