KOMPAS.com - Mendesain rumah sesuai tren memang menyenangkan. Ruang jadi terlihat modern, estetik, dan kekinian.
Namun, jika kamu ingin rumah yang tidak hanya cantik tapi juga penuh energi positif, ada baiknya mempertimbangkan prinsip feng shui.
Pasalnya, ada beberapa tren desain interior populer yang justru dianggap "tabu" dalam feng shui.
Dilansir dari Livingetc, Senin (26/5/2025), berikut ini tujuh tren interior yang sebaiknya dihindari agar rumah terasa lebih harmonis menurut para ahli feng shui.
Desain maksimalis menekankan pada banyaknya dekorasi dan elemen visual di dalam ruangan. Meski terlihat ekspresif dan berkarakter, gaya ini dinilai kurang cocok dengan prinsip feng shui.
Menurut Suzanne, semakin banyak barang yang tidak benar-benar dibutuhkan atau disukai, maka semakin sulit energi mengalir.
Hal ini bisa berdampak pada banyak aspek kehidupan penghuni rumah, seperti kesehatan, kualitas tidur, bahkan tingkat stres.
Meski demikian, Laili Gonzalez, konsultan feng shui dari The Meazured Life, menambahkan bahwa desain maksimalis masih bisa diterapkan asal penempatannya teratur dan tidak membuat ruangan terasa sesak.
Sofa terlalu dalam
Sofa dengan dudukan dalam sedang digemari karena memberikan kenyamanan ekstra. Namun, menurut ahli feng shui, Suzanne Roynon, sofa yang terlalu besar bisa menghambat aliran energi di ruang tamu, terutama jika ruangannya tidak luas.
Sementara itu, Suzanne menyarankan memilih sofa yang lebih proporsional dengan bentuk melengkung agar energi tetap mengalir lancar.
Rak terbuka yang sering ditemui di dapur atau ruang tamu bisa menciptakan kesan estetik jika ditata dengan rapi. Namun, dalam feng shui, rak seperti ini bisa menjadi sumber “kebisingan visual”.
Desainer interior holistik, Gala Magrina, mengatakan bahwa rak terbuka rentan menimbulkan kesan berantakan dan bisa mengganggu aliran energi.
Dia pun menyarankan penggunaan rak yang tertutup agar tampilan lebih bersih dan energi di ruangan lebih tenang.
Warna-warna tren
Penggunaan warna mencolok semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Namun, feng shui menggunakan prinsip lima elemen (api, kayu, tanah, air, logam) yang masing-masing memiliki warna tertentu.
Warna-warna seperti merah tua mungkin sedang tren, tapi menurut Suzanne, warna ini justru bisa berdampak negatif terhadap suasana hati jika tidak digunakan dengan tepat.
Desain asimetris sering dipilih untuk menciptakan kesan modern dan artistik, sedangkan feng shui lebih menyukai keseimbangan dan simetri.
Suzanne menjelaskan, dalam feng shui, keseimbangan energi sangat penting. Furnitur yang terlalu dominan atau penataan yang tidak seimbang bisa memengaruhi dinamika hubungan dalam rumah.
Misalnya, menata barang dalam jumlah ganjil atau hanya memiliki satu kursi di ruang tertentu bisa memicu perasaan kesepian atau ketidakharmonisan.
Aksen logam berlebihan
Gaya industrial dan chrome finish sempat naik daun dalam desain interior, tapi penggunaannya yang berlebihan bisa menciptakan ketidakseimbangan energi.
Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan penggunaan logam dengan elemen lainnya dalam rumah.
Banyak orang mendesain kamar tidur sebagai ruang pelarian dari hiruk pikuk aktivitas, lengkap dengan lilin aroma terapi, kristal, serta patung-patung.
Namun menurut feng shui, kamar tidur sebaiknya hanya difokuskan untuk istirahat dan keintiman.
Menurut Laili, menambahkan terlalu banyak elemen spiritual bisa mengganggu energi kamar.
https://www.kompas.com/homey/read/2025/05/26/170000176/7-tren-interior-yang-dianggap-buruk-menurut-feng-shui