KOMPAS.com - Ada beberapa penyakit kulit yang kerap menyerang kucing, salah satunya adalah scabies.
Jika tidak ditangani dengan tepat, scabies bisa menyebabkan kebotakan pada kucing hingga kulit menebal dan bersisik.
Dengan demikian, scabies perlu diwaspadai. Terlebih, penyakit ini sangat menular di antara kucing.
Menurut drh. Lavinta Viena, dokter hewan di Vet Furries House Call Vet, scabies pada kucing adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau mikroskopis, yang disebut Sarcoptes scabiei atau Notoedres cati.
"Tungau ini menggali terowongan di bawah permukaan kulit kucing, menyebabkan iritasi, peradangan, gatal, dan berbagai masalah kulit lainnya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/7/2025).
Mengutip PetMD, Rabu (30/7/2025), scabies biasanya didiagnosis melalui kulit yang diperiksa di bawah mikroskop.
Jika terdapat tungau penyebab scabies, tungau tersebut mudah terlihat dengan pembesaran. Namun, tidak adanya tungau atau telur pada kulit tidak menyingkirkan kemungkinan infestasi penyakit ini.
Diagnosis dokter, terkadang, perlu dipastikan berdasarkan respons terhadap pengobatan.
drh. Lavinta menjelaskan, gejala awal scabies pada kucing seringkali dimulai di kepala dan telinga, kemudian menyebar ke bagian tubuh lain.
Beberapa gejala awal yang paling umum meliputi:
Ya, scabies sangat menular ke kucing lain di rumah. drh. Lavinta mengatakan, tungau dapat dengan mudah berpindah dari satu kucing ke kucing lain melalui kontak langsung atau melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti tempat tidur, sisir, atau mainan.
"Oleh karena itu, jika ada satu kucing yang terinfeksi, penting untuk memisahkan kucing yang terinfeksi dengan kucing lain di rumah," ucapnya.
Terkait penularan pada manusia, Notoedres cati biasanya tidak dapat bertahan hidup atau bereproduksi pada manusia.
Namun, tungau ini tetap bisa menyebabkan iritasi sementara atau ruam gatal pada kulit manusia yang kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi.
"Gejala ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah kucing diobati dan sumber tungau dihilangkan," jelas drh. Lavinta.
drh. Lavinta menambahkan, berbeda dengan Sarcoptes scabiei yang menyebabkan kudis pada manusia, kasus penularan scabies dari kucing ke manusia sangat jarang dan biasanya hanya menyebabkan gejala ringan.
Kabar baiknya, scabie pada kucing sebenarnya dapat dicegah dengan cukup mudah.
Dikutip dari Great Pet Care, Rabu (30/7/2025), menurut dr. Sarah J. Wooten, dokter hewan dan anggota American Society of Veterinary Journalists (ASVJ), salah satu langkah paling efektif adalah rutin memberikan obat antiparasit bulanan yang sekaligus melindungi dari kutu, caplak, dan tungau penyebab scabies.
Penggunaan produk antiparasit ini tidak hanya mencegah infeksi tungau, tetapi juga memberikan perlindungan menyeluruh terhadap serangan kutu dan caplak yang umum menyerang kucing, terutama saat musim panas.
Selain perawatan rutin dengan obat antiparasit, menjaga gaya hidup kucing juga sangat penting untuk mencegah scabies.
Membatasi aktivitas kucing di luar rumah adalah salah satu cara paling aman. Sebaiknya, kucing tetap berada di dalam rumah, atau jika ingin menghirup udara segar, biarkan kucing bermain di area yang aman seperti kandang luar ruangan atau saat diawasi langsung.
Dengan membatasi interaksi dengan kucing liar atau hewan yang tidak diketahui status kesehatannya, risiko kucing tertular scabies bisa ditekan.
https://www.kompas.com/homey/read/2025/07/30/202207776/apakah-scabies-pada-kucing-menular-ini-penjelasan-dokter-hewan