Untuk memahami penyebab dan solusi dari masalah ini, kita dapat merujuk pada penjelasan ilmiah dari pakar.
Menurut Direktur Center for Environmental Energy Engineering di University of Maryland Radermacher, dalam Vapor Compression Refrigeration Technology, AC bekerja berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap, di mana refrigeran menyerap panas dari ruangan (evaporator) dan melepaskannya ke lingkungan luar (kondensor).
Proses ini melibatkan empat komponen utama: kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Jika salah satu komponen ini bermasalah, performa pendinginan akan menurun.
Radermacher menyebutkan penyebab umum AC tidak dingin salah satunya adalah kekurangan atau kebocoran refrigeran yang merupakan fluida dan bekerja menyerap serta memindahkan panas.
Fernandez dalam buku Sustainable Building Systems, MIT Press, menulis kebocoran refrigeran, sering kali akibat sambungan pipa yang longgar atau korosi, mengurangi kapasitas pendinginan karena tekanan dalam sistem menurun.
Hal ini mengganggu hukum termodinamika kedua, di mana panas tidak dapat dipindahkan secara efisien tanpa jumlah refrigeran yang memadai.
Penyebab lainnya adalah kotornya filter atau evaporator. Filter udara yang kotor atau evaporator yang berdebu menghambat aliran udara, dan mengurangi efisiensi perpindahan panas.
Menurut Radermacher, aliran udara yang terhambat meningkatkan beban termal pada evaporator, menyebabkan penurunan koefisien performa (COP), yaitu rasio energi pendinginan terhadap energi yang dikonsumsi.
Sementara masalah pada kompresor atau komponen listrik dapat memompa refrigeran dengan tekanan yang cukup, mengganggu siklus refrigerasi.
Fernandez mencatat bahwa kegagalan komponen listrik, seperti kapasitor atau relai, sering kali menjadi penyebab utama karena arus listrik yang tidak stabil memengaruhi kinerja motor kompresor.
"Kondensor yang kotor akibat debu atau kotoran menghambat pelepasan panas ke lingkungan. Hukum termodinamika pertama menegaskan bahwa energi panas harus dilepaskan agar siklus pendinginan berjalan," jelasnya.
Jika kondensor tersumbat, suhu refrigeran tetap tinggi, mengurangi kemampuan AC untuk mendinginkan.
Termostat yang tidak dikalibrasi dengan benar atau sensor suhu yang rusak juga dapat menyebabkan AC tidak mencapai suhu yang diinginkan.
Berikut Langkah-langkahnya:
1. Periksa dan Bersihkan Filter Udara
Matikan AC, buka panel depan unit indoor, dan keluarkan filter udara. Cuci filter dengan air sabun hangat, bilas, dan keringkan sebelum dipasang kembali.
Membersihkan filter dapat meningkatkan COP hingga 15 persen. Bersihkan filter setiap 1–2 bulan, tergantung pada penggunaan dan lingkungan.
2. Periksa Pengaturan Termostat
Pastikan termostat diatur pada suhu yang realistis (biasanya 24–26°C untuk efisiensi energi).
Gunakan termometer eksternal untuk memverifikasi suhu ruangan. Jika suhu tidak sesuai, kalibrasi ulang atau ganti termostat.
Termostat yang salah membaca suhu menyebabkan kompresor bekerja secara tidak efisien, melanggar prinsip kontrol sistem termodinamika.
Pengaturan suhu yang terlalu rendah (misalnya 16°C) meningkatkan konsumsi energi tanpa menambah kenyamanan.
Jadi, gunakan mode “auto” agar AC menyesuaikan operasi dengan kebutuhan termal ruangan.
3. Cek Kondisi Kondensor dan Evaporator
Periksa unit outdoor untuk memastikan kondensor bebas dari kotoran, daun, atau penghalang lainnya. Bersihkan sirip kondensor dengan sikat lembut atau air bertekanan rendah.
Untuk evaporator, panggil teknisi jika terdapat lapisan es (indikasi kebocoran refrigeran atau aliran udara buruk).
Kotoran pada kondensor mengurangi koefisien perpindahan panas, sehingga panas tidak dilepaskan secara efisien. Kondensor yang kotor dapat meningkatkan konsumsi energi hingga 30 persen.
Jangan gunakan air bertekanan tinggi karena dapat merusak sirip kondensor.
4. Periksa Level Refrigeran
Jika AC tetap tidak dingin setelah pembersihan filter dan kondensor, hubungi teknisi berlisensi untuk memeriksa tekanan refrigeran menggunakan manometer.
Jika rendah, teknisi akan mencari kebocoran, memperbaikinya, dan mengisi ulang refrigeran. Kekurangan refrigeran dapat mengurangi laju aliran massa dalam siklus refrigerasi, menurunkan kapasitas pendinginan.
Kebocoran refrigeran juga berbahaya bagi lingkungan, terutama jika menggunakan refrigeran seperti R-22 yang memiliki potensi pemanasan global tinggi.
5. Periksa Kompresor dan Komponen Listrik
Dengarkan suara kompresor saat AC dinyalakan. Jika tidak ada suara atau terdengar bunyi tidak normal, panggil teknisi untuk memeriksa kompresor, kapasitor, atau relai.
Periksa juga kabel listrik untuk memastikan tidak ada korsleting. Kompresor yang gagal tidak dapat menciptakan perbedaan tekanan yang diperlukan untuk siklus refrigerasi, melanggar hukum termodinamika kedua.
Kegagalan kapasitor sering kali disebabkan oleh lonjakan listrik atau usia komponen, yang dapat dideteksi dengan multimeter.
Pastikan instalasi listrik rumah memiliki grounding yang baik untuk mencegah kerusakan komponen.
6. Pemeliharaan Preventif dan Inspeksi Profesional
Jadwalkan servis rutin setiap 6–12 bulan oleh teknisi berlisensi. Servis meliputi pembersihan menyeluruh, pemeriksaan tekanan refrigeran, dan pengujian komponen listrik.
Pemeliharaan rutin mencegah penurunan efisiensi termodinamika akibat akumulasi kotoran atau keausan komponen.
Servis berkala dapat memperpanjang umur AC hingga 15 tahun dan menghemat energi hingga 20 persen.
https://www.kompas.com/homey/read/2025/08/20/172357676/jangan-buru-buru-beli-ac-baru-jika-tak-dingin-ini-solusinya