KOMPAS.com – Komedian Kiky Saputri tak kuasa menahan amarah saat membaca komentar warganet yang menyumpahi anaknya meninggal dunia hanya karena perbedaan pandangan politik.
Kiky Saputri mengungkap bahwa ia sudah melaporkan pelaku ke pihak kepolisian.
“Cuma pas anakku lahir, tiba-tiba ada yang nyumpahin mati. Itu di situ titik didih aku. Aku lagi asyik-asyik menyusui, enggak lihat sosmed, tiba-tiba ada yang nyalah-nyalahin, dibilang ulah saya,” ujar Kiky Saputri dengan nada emosional dikutip dari tayangan TransTV, Rabu (4/6/2025).
Baca juga: Emosi Kiky Saputri Mendidih Saat Anaknya Disumpahi Meninggal
Kiky Saputri menegaskan, dirinya bukan pejabat ataupun anggota DPR, sehingga merasa tidak pantas diserang hanya karena menyuarakan pendapat politik saat pemilu lalu.
“Terus disumpahin anak saya mati. Mungkin setan juga minder lihat itu orang,” kata Kiky Saputri menahan geram.
Kiky Saputri mengaku telah menerima serangan ujaran kebencian sejak masa kehamilan.
Baca juga: Anaknya Disumpahi Meninggal, Kiky Saputri Tempuh Jalur Hukum
Gara-gara keberpihakannya dalam Pilpres 2024, sejumlah warganet mulai mengomentari kehidupannya secara pribadi, termasuk kehamilannya.
“Pas hamil itu kan momennya lagi Pilpres, terus aku ada di salah satu pihak, jadi ada aja yang nyumpahin,” ungkapnya.
Namun, komentar soal kematian anaknya jadi titik batas. Ia pun memilih untuk menempuh jalur hukum agar pelaku bertanggung jawab atas ucapannya.
Baca juga: 2 Minggu Jadi Ibu, Kiky Saputri Bersyukur ASI-nya Lancar
Langkah hukum yang ditempuh Kiky bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga sebagai peringatan bagi publik agar bijak menggunakan media sosial.
Kiky Saputri ingin menunjukkan bahwa menyebarkan kebencian, apalagi menyasar anak kecil, bukan sesuatu yang bisa dibiarkan begitu saja.
“Pokoknya lihat aja lah (proses hukumnya),” tutup Kiky.
Baca juga: Lebaran Pertama bersama Anak, Kiky Saputri: Aku Sudah Beli Baju Couple
Langkah Kiky mendapat dukungan luas dari rekan artis dan publik. Banyak yang menilai bahwa sikap tegasnya bisa menjadi contoh bahwa kebebasan berekspresi tidak berarti bebas menghina atau menyakiti orang lain, apalagi keluarga dan anak.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini