Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Beras Oplosan, Ini Ciri-ciri yang Perlu Diperhatikan agar Tak Terjebak Produk Berbahaya

Kompas.com - 13/07/2025, 16:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com – Peredaran beras oplosan di pasaran kian mengkhawatirkan. Praktik curang ini tidak hanya merugikan konsumen secara ekonomi, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.

Pakar Teknologi Industri Pertanian dari IPB University, Prof Tajuddin Bantacut, mengimbau masyarakat agar lebih cermat saat membeli beras.

Ia membeberkan sejumlah ciri-ciri beras oplosan yang dapat dikenali secara kasat mata oleh konsumen.

“Jika menemukan nasi yang berbeda dari biasanya seperti warna, bau (aroma), tekstur dan butiran, maka dapat dicurigai sebagai beras yang telah dioplos, dalam arti terdapat kerusakan mutu atau keberadaan benda asing,” ujar Prof Tajuddin dalam wawancara daring pada Rabu (10/7/2025) dikutip dari ipb.ac.id

Baca juga: Mentan Amran Segera Umumkan 212 Merek Beras Oplosan

Menurutnya, beras oplosan umumnya memiliki warna butiran yang tidak seragam, ukuran butir berbeda-beda, dan tekstur nasi menjadi lembek setelah dimasak.

Dalam beberapa kasus, beras oplosan juga dicampur dengan bahan tambahan asing, termasuk zat pewarna atau pengawet berbahaya, yang jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat membahayakan kesehatan tubuh.

“Hindari membeli beras tanpa label atau dari sumber yang tidak jelas. Cuci beras sebelum dimasak dan waspadai bila ada benda asing yang mengambang,” tegasnya.

Tiga Jenis Beras Oplosan di Pasaran

Lebih lanjut, Prof Tajuddin menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis beras yang kerap dikaitkan dengan praktik oplosan:

1. Beras campuran dengan bahan lain, seperti jagung. Jenis ini biasanya ditemukan di beberapa daerah dan dibuat untuk menurunkan harga produksi.

2. Beras blended, yakni campuran dari beberapa jenis beras berbeda. Tujuannya adalah untuk memperbaiki rasa dan tekstur, namun kualitasnya belum tentu baik.

3. Beras rusak yang dipoles ulang, yaitu beras dengan kondisi fisik atau mutu sudah menurun, kemudian dikilapkan kembali agar tampak bagus di mata konsumen.

Baca juga: Beras Oplosan Bisa Timbulkan Risiko Kesehatan hingga Rugi Rp 99 Triliun

Jenis ini paling berbahaya karena biasanya telah mengalami kerusakan fisik, kimiawi, atau bahkan kontaminasi mikrobiologis.

“Beras yang rusak bisa dipoles ulang. Namun jika kerusakannya sudah parah—baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologis—maka tidak layak dikonsumsi. Terlebih apabila mengandung bahan kimia atau pengawet, bisa berbahaya untuk kesehatan,“ jelasnya.

Masa Simpan Maksimal dan Risiko Kesehatan

Prof Tajuddin juga mengingatkan soal daya simpan beras. Ia menyebut bahwa idealnya beras hanya disimpan maksimal enam bulan agar kualitasnya tetap terjaga.

Meskipun beras disimpan di tempat yang terkendali, kualitasnya tetap bisa menurun akibat faktor lingkungan, serangan hama, atau pertumbuhan mikroorganisme.

Halaman:


Terkini Lainnya
Profil dan Daftar Kekayaan Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Pengganti Budi Arie
Profil dan Daftar Kekayaan Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Pengganti Budi Arie
Kalimantan Timur
Fakta Baru Kasus Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu, Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Fakta Baru Kasus Pembunuhan 1 Keluarga di Indramayu, Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Jawa Barat
PAC Kebumen dan Banyumas Sepakat, Pinka Calon Terkuat Ketua DPD PDI-P Jateng
PAC Kebumen dan Banyumas Sepakat, Pinka Calon Terkuat Ketua DPD PDI-P Jateng
Jawa Tengah
7 Fakta Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Ditangkap Saat Tidur di Rumah Baru
7 Fakta Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Ditangkap Saat Tidur di Rumah Baru
Jawa Tengah
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat: Fokus Akselerasi Ekonomi
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Tanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat: Fokus Akselerasi Ekonomi
Jawa Timur
Kasus Filisida Bandung: Menteri PPPA Ajak Warga Lebih Peka, Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu
Kasus Filisida Bandung: Menteri PPPA Ajak Warga Lebih Peka, Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu
Jawa Barat
Mensesneg: Sri Mulyani Bukan Mundur, Presiden Prabowo yang Putuskan Pergantian
Mensesneg: Sri Mulyani Bukan Mundur, Presiden Prabowo yang Putuskan Pergantian
Jawa Timur
Link Nonton Timnas Indonesia vs Lebanon di SCTV, Indosiar dan Vidio, Kickoff 20.30 WIB
Link Nonton Timnas Indonesia vs Lebanon di SCTV, Indosiar dan Vidio, Kickoff 20.30 WIB
Kalimantan Timur
Profil dan Daftar Kekayaan Mukhtarudin, Menteri P2MI Pengganti Abdul Kadir Karding
Profil dan Daftar Kekayaan Mukhtarudin, Menteri P2MI Pengganti Abdul Kadir Karding
Kalimantan Timur
Prabowo Lantik Menkeu Purbaya Sadewa, Sri Mulyani Akhiri 13 Tahun Pengabdian, Ali Wardhana Masih Terlama
Prabowo Lantik Menkeu Purbaya Sadewa, Sri Mulyani Akhiri 13 Tahun Pengabdian, Ali Wardhana Masih Terlama
Jawa Barat
Purbaya Janji Tidak Ubah Kebijakan Fiskal Sri Mulyani, Fokus Percepat Mesin Ekonomi
Purbaya Janji Tidak Ubah Kebijakan Fiskal Sri Mulyani, Fokus Percepat Mesin Ekonomi
Jawa Timur
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Lebanon: FIFA Matchday di GBT, Kickoff Pukul 20.30 WIB
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Lebanon: FIFA Matchday di GBT, Kickoff Pukul 20.30 WIB
Jawa Timur
Ferry Juliantono, Wakil Ketua Umum Gerindra yang Kini Duduki Kursi Menteri Koperasi
Ferry Juliantono, Wakil Ketua Umum Gerindra yang Kini Duduki Kursi Menteri Koperasi
Jawa Timur
BEM UI Bakal Gelar Demo di DPR Besok, Berikut Ini Daftar Tuntutannya
BEM UI Bakal Gelar Demo di DPR Besok, Berikut Ini Daftar Tuntutannya
Riau
Harta Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pengganti Sri Mulyani: Rp 39,21 Miliar
Harta Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Pengganti Sri Mulyani: Rp 39,21 Miliar
Kalimantan Timur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau