Untuk diketahui, gedung ini bernama InaTEWS (Indonesia-Tsunami Early Warning System).
Menurut Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita, penggunaan teknologi ini disesuaikan oleh karakteristik tanah yang ada di Denpasar, Bali.
“Secara demografis Bali, memiliki karakteristik tanah yang berbeda yaitu berpasir. Inilah yang menjadi tantangan sehingga kami juga harus memberikan treatment (perlakuan) khusus yang berbeda dalam pemasangan Teknologi Base Isolation tipe Lead Rubber Bearing (LRB) yang digunakan pada gedung InaTews BMKG di Bali ini," ucap Rahadian dalam siaran pers, Senin (16/6/2025).
Terdapat 18 titik LRB yang di terapkan dengan cara simultan dan berurutan dengan struktur lainnya.
Sehingga, teknologi inilah yang menjadi konsentrasi WEGE hingga gedung tersebut itu berdiri.
Lantas, apa itu LRB?
Dilansir dari laman Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), LRB merupakan gabungan antara bantalan karet dan baja berinti timbal yang dilaminasi dengan dengan pelat baja untuk pemasangan ke struktur jembatan.
Material karet dalam LRB tersebut bertindak sebagai pegas. Ketika gempa terjadi, LRB dapat memperpanjang periode alami jembatan dan mengurangi kekuatan horizontal yang disebabkan oleh berat struktur.
Sederhananya, LRB dapat meningkatkan ketahanan struktur ketika terjadi gemba.
Alat ini mampu memberikan redaman pada gempa sehingga memberikan periode getar lebih panjang dan menurunkan respon guncangan.
Penggantian bearing dengan LRB untuk jembatan yang sudah ada relatif mudah dan dapat dilaksanakan.
Bahkan, kini sudah ada LRB hasil produksi dalam negeri.
Adapun Teknologi LRB telah diterapkan di beberapa jembatan di Indonesia seperti pada Jalan Tol Layang, Ir. Wiyoto Wiyono, Jalan Tol Layang Ujung Pandang (AP Pettarani), Jalan Tol Bogor Ring Road, Jalan Tol Jakarta CIkampek Elevated, serta Jalan Tol Trans Jawa.
https://www.kompas.com/properti/read/2025/06/17/113000121/lrb-teknologi-yang-digunakan-membangun-pusat-gedung-cadangan-bmkg