Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WIKA Percepat Divestasi Jalan Tol, Fokus Jadi Kontraktor

Meskipun prosesnya tidak mudah di tengah kondisi pasar yang menantang, WIKA optimistis dapat merealisasikan langkah ini.

Corporate Secretary WIKA Ngatemin menjelaskan secara runut dan komprehensif mengenai upaya divestasi jalan tol perusahaan.

Salah satu alasan utama di balik divestasi aset jalan tol adalah keinginan WIKA untuk kembali memfokuskan diri pada bisnis inti sebagai kontraktor.

"Kami akan fokus ke sana saja sebagai kontraktor saja. Itu salah satu visi kami, kan. Kami tidak menyatukan sebagai investor," ujar Ngatemin menjawab Kompas.com, Rabu (30/7/2025).

Pengalaman sebelumnya sebagai investor di beberapa proyek, termasuk jalan tol, ternyata belum memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.

Oleh karena itu, WIKA kini berupaya untuk melepaskan kepemilikan saham di ruas-ruas tol agar tidak lagi terbebani oleh investasi dan dapat berkonsentrasi pada peningkatan kinerja operasional di bidang konstruksi.

Market Sounding

Ngatemin mengungkapkan bahwa saat ini, proses divestasi jalan tol masih dalam tahap penjajakan dengan calon pembeli.

WIKA telah menawarkan ruas-ruas tol yang dimiliki kepada berbagai pihak. Ruas tol dimaksud adalah Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam), Tol Manado-Bitung, Tol Soreang-PAsir Koja (Soroja), Tol Semarang-Demak, dan Tol Serang-Panimbang.

Di Tol Balsam, WIKA mengempit 17,96 persen PT Jasamarga Balikpapan Samarinda. Sementara Tol manado-Bitung, perseroan mengantongi 20 persen saham PT Jasamarga Manado Bitung.

Selanjutnya di Tol Soroja, perseroan juga memiliki porsi 19,88 persen saham PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ).

Adapun di Tol Semarang-Demak, 25 persen kepemilikan saham PT Pembangunan Semarang Demak (PPSD) di antaranya dipunyai WIKA. 

Terakhir, di Tol Serang-Panimbang, WIKA menguasai porsi kepemilikan saham PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP) sebanyak 82,98 persen.

"Masih-masih ya penjajakan sih," kata Ngatemin.

Meskipun WIKA berupaya keras, proses divestasi ini menghadapi beberapa tantangan. Pertama adalah kondisi industri jalan tol yang menurun.

Ngatemin mengakui bahwa industri jalan tol secara keseluruhan sedang mengalami penurunan nilai.

"Sebenarnya ya, industri tolnya sendiri lagi turun ya," jelasnya. Hal ini membuat nilai valuasi aset tol menjadi kurang menarik bagi calon investor.

Kedua, rendahnya trafik dan revenue. Beberapa ruas tol yang dimiliki WIKA memiliki traffic yang rendah, yang berdampak pada rendahnya revenue.

Ngatemin mencontohkan Tol Balsam dengan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)-nya rendah.

Kondisi ini membuat calon pembeli, termasuk Jasa Marga, belum menunjukkan minat yang kuat.

"Bisa jadi enggak mau ngambil, kan," katanya.

Ketiga, belum ada calon pembeli spesifik. Hingga saat ini, WIKA belum memiliki calon pembeli spesifik yang akan mengakuisisi aset jalan tolnya.

Harapan WIKA untuk Masa Depan Aset Jalan Tol

Meskipun menghadapi tantangan, WIKA tetap berharap agar divestasi aset jalan tol dapat terealisasi.

Ngatemin mengisyaratkan bahwa dengan adanya fokus pada Ibu Kota Nusantara (IKN), bisa jadi ada peluang baru bagi aset jalan tol mereka.

"Harapannya yang salah satunya kan IKN kan, ya kita tunggu," imbuhnya.

Target WIKA adalah menyelesaikan sebagian besar proses divestasi pada tahun depan, dengan aset yang lebih kecil diharapkan bisa tuntas tahun ini.

Divestasi ini merupakan bagian integral dari upaya WIKA untuk meningkatkan ekuitas perusahaan dan memperkuat fundamental keuangan.

Dengan mengalihkan fokus dari kepemilikan aset jangka panjang ke peran kontraktor, WIKA berharap dapat lebih lincah dan efisien dalam menjalankan bisnis konstruksinya, serta menghadapi tantangan pasar dengan fondasi yang lebih sehat.

https://www.kompas.com/properti/read/2025/07/30/234458521/wika-percepat-divestasi-jalan-tol-fokus-jadi-kontraktor

Bagikan artikel ini melalui
Oke