JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengoptimalkan layanan irigasi di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara melaui Rehabilitasi Jaringan Irigasi Akedaga dan Opiyang sepanjang 5,7 kilometer.
Ini dilakukan demi mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mewujudkan swasembada pangan yang menjadi bagian Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Menteri PU Dody Hanggodo berharap, dengan rehabilitasi jaringan irigasi ini, ketersediaan air untuk mengairi sawah lebih terjamin. Sehingga, dapat meningkatkan produktivitas tanam padi.
"Kementerian PU memastikan air yang ada di bendungan, bendung dan sungai bisa mengalir ke sawah-sawah terjauh," ungkap Dody dalam rilis, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Irigasi Cikeusik Digeber untuk Dukung Swasembada Pangan
Dody memastikan, rehabilitasi daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Karena, sudah tercantum dalam Instruksi Presiden (Inpres) Irigasi Nomor 2 Tahun 2025 yang memungkinkan kami mengerjakan irigasi kewenangan non-Pemerintah Pusat.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Akedaga Daerah Irigasi (DI) Akedaga-Tutiling-Meja dilaksanakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara sejak Maret 2025.
Ini meliputi perbaikan bangunan bagi dan sadap, serta saluran pembawa sekunder sepanjang 1,4 kilometer.
Optimalisasi DI Akedaga berkonsep pada perencanaan sistem jaringan irigasi teknis. Air irigasi dipasok dari bendung Akedaga yang memanfaatkan aliran Sungai Dodoga.
Sementara untuk rehabilitasi Jaringan Irigasi Opiyang DI Opiyang-Mancalele meliputi perbaikan bangunan kantong lumpur, bangunan sadap, saluran pembawa primer dan sekunder sepanjang 4,3 kilometer.
Baca juga: Tuntas 2028, Bendungan Jenelata Pasok Irigasi 25.783 Hektar di Gowa
Seluruh pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi akedaga dan opiyang saat ini telah mencapai 70 persen dan akan rampung pada Desember 2025.
Kepala BWS Maluku Utara M Saleh Talib mengatakan, selama proses konstruksi, air irigasi ke sawah petani tetap mengalir menggunakan saluran pengelak dan pompanisasi.
Rehabilitasi jaringan irigasi diperlukan untuk menjaga saluran irigasi berfungsi optimal.
"Diharapkan dengan ketersediaan air yang cukup, produktivitas pertanian tanam padi dapat meningkat dan mampu mewujudkan swasembada pangan" terang Saleh.
Petani sekaligus Kepala Desa Toboino Sutaro menambahkan, adanya sistem irigasi DI Akedaga membantu kelancaran dan kecukupan air bagi sawah petani. Sehingga, konflik perebutan air tidak terjadi.
Baca juga: Ini Dia Saluran Irigasi Gantung Terpanjang di Indonesia, Tembus 93 Km
"Untuk ketersediaan air, kami cukup. Dalam sekali panen kami bisa menghasilkan 3 ton per hektar." jelasnya.
Petani Desa Sidomulyo Supandi yang sawahnya berada di DI Akedaga mengaku bersyukur dengan adanya rehabilitasi jaringan irigasi karena kebutuhan air tercukupi sehingga tanaman padi bisa tumbuh baik.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini