Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Mimpi Buruk Covid-19 Selama Pandemi? Anda Tidak Sendiri

Kompas.com - 02/10/2020, 17:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Apakah Anda sering mimpi buruk mengenai Covid-19 selama pandemi?

Rupanya Anda tidak sendiri. Berbagai studi menunjukkan bahwa mimpi buruk, khususnya yang berhubungan dengan Covid-19, umum terjadi dan dialami oleh orang-orang di seluruh dunia selama masa pandemi ini.

Mimpi ini bisa berada dalam kerumunan orang tanpa masker, jatuh sakit atau meninggal dunia karena Covid-19 hingga diserang oleh sekumpulan serangga yang mempresentasikan virus corona.

Soal mimpi serangga, profesor psikologi dari Harvard Medical School Deirde Barrett berkata bahwa hal ini tampaknya unik terjadi selama pandemi Covid-19, bahkan ketika dibandingkan dengan pengalaman trauma lainnya seperti kejadi 9/11 atau Perang Dunia II.

Baca juga: Dari Manakah Mimpi Berasal? Sains Menjelaskan

Barrett baru saja mempublikasikan sebuah studi bertopik mimpi Covid-19 dalam jurnal Dreaming.

Dalam studi tersebut, dia mensurvei 2.888 pria dan wanita mengenai mimpi mereka pada periode 23 Maret dan 15 Juli. 2.000 partisipan di antaranya adalah warga negara AS, sementara sisanya berasal dari 85 negara.

Hasilnya sangat menarik. Sesuai dengan riset-riset sebelumnya mengenai situasi krisis, para partisipan melaporkan menjadi lebih ingat mengenai mimpinya selama masa pandemi.

Hal ini, kata Barrett, karena stres biasanya membuat mimpi menjadi lebih kuat sehingga lebih mudah diingat.

Selain itu, pada masa pandemi Covid-19, orang-orang tidur lebih lama dan ini membuat siklus mimpi menjadi lebih panjang mengikuti panjang waktu tidur.

Baca juga: Apakah Mimpi Wujud dari Rahasia Terdalam? Sains Jelaskan

Terkait isi mimpinya, baik responden pria maupun wanita melaporkan menjadi lebih sering mimpi merasa khawatir atau melihat kematian dibanding sebelum pandemi Covid-19. Namun, wanita melaporkan peningkatan frekuensi yang lebih tinggi daripada pria.

Wanita juga ditemukan lebih sering mimpi merawat orang sakit dan mengajari anak-anak di rumah daripada pria. Barrett berkata bahwa perbedaan ini mungkin karena wanita lebih dibebani dengan tugas merawat orang sakit dan edukasi anak-anaknya.

Fenomena global

Apa yang ditemukan oleh Barrett selaras dengan hasil penelitian di seluruh dunia.

Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Psychology terhadap 4.000 orang Finlandia menemukan bahwa 55 persen mimpi buruk selama lockdown berkaitan dengan Covid-19.

Baca juga: Demam Kok Bikin Kita Mimpi Buruk? Ilmuwan Menjawabnya

Ketika para peneliti menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengelompokkan mimpi buruk para responden, mereka menemukan bahwa salah satu kelompok yang paling besar adalah "pengabaian jarak" yang mencakup kata kunci seperti berpelukan, bersalaman dan kerumunan.

Tema umum lainnya adalah tentang perjalanan, di mana warga Finlandia melaporkan mimpi berada di perbatasan negara dan tidak memiliki surat izin untuk pulang.

Sementara itu, studi lain yang dilakukan terhadap 796 orang Italia dan dipublikasikan juga dalam jurnal Dreaming melaporkan bahwa 20 persen responden mimpi mengenai Covid-19 selama April dan Mei.

Partisipan yang mengaku mengenal pasien Covid-19 atau pernah kehilangan seseorang akibat penyakit ini melaporkan mimpi yang lebih kuat dan intens dibandingkan partisipan yang tidak pernah terdampak langsung oleh Covid-19.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau