KOMPAS.com - Warna-warni mencolok pada tubuh reptil bukan sekadar keindahan visual. Di balik sisik yang berkilau di bawah sinar matahari padang pasir atau warna gelap yang menyatu dengan rimbunnya hutan tropis, tersimpan kisah panjang tentang adaptasi terhadap lingkungan selama jutaan tahun.
Sebuah studi terbaru dari Universitas Lund di Swedia mengungkap bahwa tingkat keterbukaan habitat – bukan suhu, ketinggian, atau waktu aktivitas – adalah faktor utama yang menentukan bagaimana warna tubuh reptil berevolusi. Penemuan ini menjadi kunci untuk memahami bagaimana spesies menghadapi perubahan iklim masa lalu, dan apa yang mungkin terjadi saat bumi terus memanas dan mengering.
Sudah lama diketahui bahwa warna tubuh hewan berfungsi untuk kamuflase, komunikasi, atau mengatur suhu tubuh. Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: apa yang menyebabkan keragaman warna reptil secara global dan sepanjang sejarah evolusinya?
Studi ini mencoba menjawabnya dengan menganalisis lebih dari 10.000 citra reptil dari 1.249 spesies di seluruh dunia. Fokusnya adalah pada kecerahan dorsal—yakni seberapa terang atau gelap bagian punggung hewan—karena bagian ini paling terpapar cahaya matahari dan berperan besar dalam regulasi suhu.
Peneliti mengaitkan tingkat kecerahan ini dengan enam variabel lingkungan utama: keterbukaan habitat, garis lintang, ketinggian, massa tubuh, kemampuan menyembunyikan diri, dan waktu aktif (siang/malam). Hasilnya mengejutkan: hanya keterbukaan habitat yang secara konsisten berhubungan erat dengan warna tubuh reptil.
“Warna berevolusi di bawah pengaruh berbagai tekanan seleksi yang saling bersaing dari faktor-faktor ekologis dan lingkungan. Dengan mengidentifikasi faktor pendorong variasi warna secara global, kita bisa lebih memahami bagaimana spesies beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan,” jelas Jonathan Goldenberg, peneliti biologi dari Universitas Lund.
Baca juga: Seperti Apa Warna Dinosaurus Sebenarnya?
Dalam ekosistem terbuka seperti padang rumput, gurun, dan sabana, sinar matahari mencapai permukaan tanah tanpa hambatan. Reptil yang hidup di sana cenderung memiliki warna tubuh lebih terang dan cerah dibanding mereka yang hidup di hutan lebat. Warna cerah ini membantu memantulkan sinar matahari sehingga tubuh tidak terlalu panas, yang sangat penting bagi hewan berdarah dingin seperti reptil.
Selain itu, warna terang mungkin juga berguna untuk komunikasi visual di lingkungan dengan pencahayaan tinggi. Sebaliknya, warna gelap lebih lazim di hutan tertutup yang lembap, membantu menyerap lebih banyak panas dan memberi kamuflase di bawah bayang-bayang pohon.
Uniknya, spesies bawah tanah tidak mengikuti pola ini, yang masuk akal karena cahaya hampir tidak menjangkau habitat mereka.
Baca juga: Gigi Komodo Berlapis Besi: Temuan yang Belum Pernah Terlihat di Reptil
Peneliti juga menelusuri evolusi warna reptil dengan melihat data geologis tentang suhu masa lalu menggunakan indikator kimiawi δ18O. Mereka menemukan bahwa selama periode pendinginan global, seperti pada Zaman Miosen dan Pliosen, warna tubuh reptil secara keseluruhan menjadi lebih terang. Ini bertepatan dengan meluasnya lanskap kering seperti gurun dan padang rumput, yang menggantikan hutan-hutan tropis.
“Kami juga menemukan bahwa laju evolusi warna cerah cenderung meningkat selama transisi menuju iklim yang lebih dingin dan kering. Artinya, reptil kemungkinan menyesuaikan warna tubuhnya untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap,” tambah Goldenberg.
Beberapa famili reptil, seperti Phrynosomatidae dan Varanidae, bahkan sudah mengembangkan warna terang lebih awal, menunjukkan kemampuan adaptasi yang cepat.
Baca juga: Lebih dari 20 Persen Reptil Dunia Terancam Punah
Tidak semua kelompok reptil menunjukkan respons yang sama. Iguana dan tokek menjadi lebih terang seiring waktu, sementara ular Elapidae dan kadal Teiidae justru menjadi lebih gelap. Perbedaan ini menunjukkan adanya strategi adaptasi lokal yang dipengaruhi oleh ukuran tubuh dan jenis habitat.
Reptil kecil lebih cepat memanas dan mendingin, sehingga mereka mengalami tekanan evolusioner lebih besar untuk menyesuaikan warna tubuh demi menjaga suhu internal yang stabil. Sebaliknya, reptil besar lebih tahan terhadap fluktuasi suhu.
Pada kasus menarik lainnya, beberapa spesies kecil dalam famili Phrynosomatidae justru berwarna lebih gelap di habitat terbuka dibanding di hutan – kebalikan dari tren umum. Namun pola ini berubah saat berat tubuh meningkat.
Baca juga: Katak di Chernobyl Berubah Warna Jadi Gelap, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya