KOMPAS.com - Sebuah penemuan luar biasa kembali mengguncang dunia astronomi. Para ilmuwan mengonfirmasi kehadiran objek antar-bintang baru yang sedang melintasi Tata Surya kita—dan ini adalah yang ketiga dalam sejarah pengamatan manusia. Objek ini dinamakan 3I/ATLAS, dan diduga sebagai komet terbesar yang pernah terdeteksi datang dari luar sistem bintang kita.
Objek misterius ini pertama kali ditemukan oleh sistem survei NASA yang bernama ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System) di Hawaii pada 25 Juni. Setelah ditelusuri lintasannya secara cermat oleh astronom profesional dan amatir di seluruh dunia, diketahui bahwa ia telah terlihat sejak 14 Juni 2025, dan kini dinamai resmi oleh Minor Planet Center dari International Astronomical Union.
Yang membuatnya istimewa adalah fakta bahwa objek ini berasal dari luar Tata Surya, atau dikenal sebagai antar-bintang. Ini menandakan bahwa ia tidak terikat oleh gravitasi Matahari seperti kebanyakan komet dan asteroid yang kita kenal.
“Fakta bahwa kita melihat ada semacam kabut atau keburaman pada objek ini mengindikasikan bahwa ia kemungkinan besar terdiri dari es, bukan batuan,” jelas Jonathan McDowell, astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Baca juga: 6 Objek Menakjubkan dalam Gambar Pertama Observatorium Vera C Rubin
Menurut Richard Moissl, kepala pertahanan planet di Badan Antariksa Eropa (ESA), 3I/ATLAS akan melintas "cukup dalam di Tata Surya, tepat di dalam orbit Mars." Meskipun demikian, ia memastikan bahwa objek ini tidak akan menabrak Bumi atau Mars, dan tidak menimbulkan ancaman apa pun.
Yang membuat para astronom bersemangat adalah kecepatan objek ini yang luar biasa—diperkirakan melaju lebih dari 60 kilometer per detik. Lintasan ini menunjukkan bahwa objek tersebut tidak sedang mengorbit Matahari, melainkan hanya melintasi Tata Surya dan akan keluar kembali ke ruang antar-bintang.
“Kami percaya bahwa benda-benda kecil berisi es ini terbentuk di sekitar sistem bintang,” tambah McDowell. “Kemudian, ketika bintang lain lewat cukup dekat, tarikannya bisa melepaskan objek ini, membuatnya menjadi pengembara yang bebas dan menjelajahi galaksi. Sekarang, salah satunya kebetulan lewat di dekat kita.”
Baca juga: 5 Objek Paling Terang di Tata Surya
Menurut Moissl, 3I/ATLAS diperkirakan memiliki diameter antara 10 hingga 20 kilometer, menjadikannya interstellar object terbesar yang pernah kita deteksi. Namun, jika objek ini sepenuhnya terdiri dari es (yang memantulkan lebih banyak cahaya), ukurannya bisa lebih kecil dari perkiraan.
“Objek ini akan menjadi semakin terang dan mendekati Matahari hingga akhir Oktober,” ujar Moissl. “Setelah itu, masih bisa diamati dengan teleskop hingga tahun depan.”
Baca juga: Apa Saja Objek yang Paling Terang di Tata Surya?
Sebelum ini, hanya ada dua objek antar-bintang yang pernah terdeteksi:
Menurut Mark Norris, astronom dari University of Central Lancashire di Inggris, 3I/ATLAS tampaknya bergerak jauh lebih cepat dibanding dua objek antar-bintang sebelumnya, dan saat ini berada di sekitar jarak Jupiter dari Bumi.
Sayangnya, karena posisinya hanya terlihat dari belahan Bumi selatan, Norris mengaku tidak bisa mengamatinya dari teleskopnya pada malam itu.
Baca juga: Astronom Petakan Semesta, Berhasil Ungkap 4,4 Juta Objek Luar Angkasa
Yang menarik, para ilmuwan memperkirakan bahwa sebenarnya ada sekitar 10.000 objek antar-bintang yang melintasi Tata Surya pada waktu tertentu, namun sebagian besar terlalu kecil atau terlalu redup untuk dideteksi.
Dengan semakin canggihnya observatorium seperti Vera C. Rubin Observatory di Chili yang akan segera beroperasi penuh, para astronom optimistis bahwa kita bisa mulai menemukan objek antar-bintang setiap bulan ke depannya.
Namun, meski penemuan ini sangat menarik, Moissl mengatakan tidak memungkinkan untuk mengirim misi ke luar angkasa untuk mengejar dan meneliti objek ini secara langsung, karena kecepatannya yang ekstrem.
Baca juga: 7 Objek Aneh di Luar Angkasa yang Ditemukan Para Astronom
Objek seperti 3I/ATLAS memberi kita peluang langka untuk mempelajari materi dari luar sistem bintang kita sendiri. Jika suatu saat kita menemukan prekursor kehidupan seperti asam amino pada objek semacam ini, hal itu bisa menjadi petunjuk kuat bahwa kondisi untuk munculnya kehidupan mungkin juga ada di sistem bintang lain.
Sebagaimana dikatakan Norris, “Jika kita mendeteksi senyawa seperti asam amino, itu akan memberi kita kepercayaan lebih bahwa kehidupan bisa muncul di tempat lain di alam semesta ini.”
Baca juga: Teleskop Hubble Tangkap Objek Luar Angkasa yang Langka, Apa Itu?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini