Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radiasi Kosmik Membuat Fantastic Four Kuat, Bagaimana Kenyataannya?

Kompas.com - 28/07/2025, 16:56 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Saat menatap langit malam, kita sering terpukau oleh gemerlap bintang, planet jauh, dan galaksi luas. Namun, tersembunyi di balik keindahan itu ada sesuatu yang tak terlihat mata: radiasi kosmik, partikel-partikel energi tinggi yang melintasi jagat raya nyaris secepat cahaya.

Radiasi kosmik bukan sekadar elemen fiksi ilmiah. Menurut Dimitra Atri dari Mars Research Group, New York University, radiasi ini berasal dari peristiwa dahsyat seperti ledakan supernova dan semburan matahari. Partikel-partikel itu terus membombardir Bumi dari segala arah, menembus atmosfer, dan sesekali menyentuh tubuh kita.

Dalam film Marvel Studios: The Fantastic Four – First Steps, para tokoh mendapatkan kekuatan super setelah terpapar radiasi kosmik yang mengubah DNA mereka. Namun, di dunia nyata, radiasi kosmik tidak akan memberikan kekuatan super—malah bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca juga: Radiasi Matahari Bisa Menyebabkan Kanker Kulit, Ini Penjelasannya

Dampak Radiasi Kosmik bagi Tubuh Manusia

Paparan tinggi terhadap radiasi kosmik dapat merusak DNA, menghancurkan jaringan tubuh, dan meningkatkan risiko kanker, katarak, serta masalah reproduksi. Ia juga bisa mengganggu proses neurogenesis, yakni pembentukan sel-sel otak baru.

Namun, tingkat paparan dan dampaknya bergantung pada ketinggian tempat serta perlindungan yang tersedia. Mari kita telusuri bagaimana pengaruh radiasi ini berdasarkan tempat kita berada.

Baca juga: Dibombardir Radiasi, Bagaimana Manusia Bisa Selamat Hidup di Mars?

Jika Kamu Berada di Bumi: Tenang, Kita Dilindungi

Untungnya, Bumi punya dua sistem pertahanan alami: atmosfer dan medan magnet bumi. Atmosfer menyerap sebagian besar energi dari radiasi kosmik, sementara medan magnet menangkis partikel berbahaya dari luar angkasa.

Secara rata-rata, manusia di permukaan Bumi terpapar sekitar tiga milisievert radiasi per tahun. Namun, semakin tinggi posisi kita, seperti di kota dataran tinggi, maka atmosfer yang melindungi juga semakin tipis. “Semakin naik ke atas, ketebalan atmosfer makin berkurang dan kamu lebih terpapar radiasi,” jelas Atri.

Baca juga: Studi Baru, Tingkat Radiasi di Bulan 200 Kali Lebih Tinggi dari Bumi

Jika Kamu Sering Naik Pesawat: Paparan Sedikit Lebih Tinggi

Berada di ketinggian saat penerbangan membawa kita lebih dekat ke partikel kosmik. Penumpang pesawat memang menerima dosis radiasi lebih tinggi, tapi dalam jumlah kecil—misalnya, perjalanan pulang-pergi dari Sabang ke Merauke setara dengan satu kali röntgen dada.

Namun, lain halnya dengan pilot, pramugari, dan frequent flyer. Mereka lebih rentan karena frekuensi penerbangannya tinggi. Studi dari Harvard University menyimpulkan bahwa kru pesawat mengalami peningkatan risiko kesehatan akibat pekerjaan, termasuk kanker, bahkan melebihi pekerja di fasilitas nuklir.

Meski demikian, Atri menekankan bahwa dosis ini masih dalam batas aman: “Masih ada medan magnet dan atmosfer, jadi dampaknya tidak sebesar itu.”

Baca juga: Menuju Mars, Astronot akan Terpapar Radiasi Ratusan Kali Lebih Banyak

Jika Kamu Berada di Luar Angkasa: Bahaya Radiasi Meningkat Tajam

Saat keluar dari atmosfer Bumi, perlindungan alami hilang, dan tubuh manusia menjadi sasaran empuk partikel bertenaga tinggi. Astronot di International Space Station (ISS), yang berada di orbit 400 km dari permukaan Bumi, menerima paparan radiasi selama seminggu setara dengan paparan selama setahun di permukaan Bumi.

Untuk misi ke Bulan, Mars, atau luar angkasa yang lebih jauh, tingkat paparan ini bisa meningkat drastis. Data dari wahana Curiosity menunjukkan bahwa perjalanan pulang-pergi ke Mars selama 253 hari bisa menyebabkan paparan sebesar 0,66 sievert, atau setara 660 röntgen dada.

Dan karena atmosfer Mars jauh lebih tipis—sekitar 100 kali lebih tipis dari Bumi—permukaan planet itu memungkinkan radiasi kosmik masuk lebih leluasa. Misi 500 hari di Mars bisa membuat astronot terpapar hingga 1 sievert, atau 10 kali lipat dari misi 6 bulan di ISS.

Baca juga: Sumber Radiasi di Sekitar Kita dan Efeknya pada Tubuh

Solusi: Perisai, Habitat Bawah Tanah, dan Inovasi Medik

Para peneliti tengah mengembangkan pelindung radiasi berbahan air, hidrogen, hingga tanah planet yang bisa menyerap partikel berbahaya. Salah satu pendekatan adalah membangun tempat tinggal di bawah permukaan Mars. “Kamu bisa menggunakan tanah Mars untuk membangun habitat yang memberikan perlindungan alami,” ujar Atri. “Itu seharusnya cukup untuk menghalau sebagian besar radiasi berbahaya.”

Tak hanya insinyur, bidang ini juga melibatkan dokter, fisikawan, hingga psikolog, karena perlindungan terhadap radiasi kosmik adalah tantangan multidisipliner.

Baca juga: Terpapar Radiasi Nuklir, Anjing Chernobyl Miliki Keunikan Genetik

Superpower Mungkin Fiksi, Tapi Radiasi Itu Nyata

Meski radiasi kosmik tidak akan memberi kita kekuatan ala Fantastic Four, memahami dampaknya menjadi kunci penting untuk masa depan perjalanan antariksa. “Kita masih butuh banyak data agar bisa benar-benar melindungi manusia di luar angkasa,” tutup Atri.

Jadi, selama kamu masih di Bumi dan tidak berencana terbang ke luar angkasa dalam waktu dekat, kamu aman dari efek berbahaya radiasi kosmik—dan kemungkinan besar juga dari menjadi superhero dadakan.

Baca juga: Mesin “X-ray” di Bandara Keluarkan Radiasi, Perlukah Khawatir?

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau