KOMPAS.com - Harta karun arkeologi kembali terungkap di Teluk Abu Qir, dekat Alexandria. Sejumlah patung besar, koin, tembikar, dan bagian kapal dagang yang sudah ribuan tahun tenggelam kini berhasil diangkat ke permukaan.
Pada 22 Agustus, tim penyelam bekerja di kedalaman Teluk Abu Qir, Alexandria, Mesir. Di hadapan para jurnalis, mereka mengidentifikasi artefak kuno satu per satu sebelum diangkat menggunakan crane raksasa. Semua benda ini kemudian dibawa ke darat untuk diamankan.
“Masih banyak yang berada di bawah laut, tetapi yang bisa kami angkat sangat terbatas, hanya material tertentu sesuai kriteria ketat,” ujar Sherif Fathi, Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir. “Sisanya akan tetap menjadi bagian dari warisan tenggelam kami.”
Para ahli menduga lokasi temuan ini merupakan perpanjangan kota kuno Canopus, dekat Alexandria. Artefak-artefak tersebut berasal dari era Dinasti Ptolemaik (305–30 SM) hingga periode Romawi yang berakhir pada 642 M. Temuan ini menjadi bukti bahwa kawasan tersebut “makmur dan berkembang” pada masa itu, kata Mohamed Ismail, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir.
Baca juga: Apakah Ada Kutukan Saat Membuka Makam Firaun Mesir?
Bagaimana benda-benda ini berakhir di dasar laut? Sejarawan percaya kenaikan permukaan laut dan gempa bumi sekitar 1.200 tahun lalu menenggelamkan Canopus dan kota pelabuhan Thonis-Heracleion. Sejak saat itu, reruntuhan kota ini terpendam di bawah perairan Mediterania.
Beberapa patung besar berhasil diselamatkan, meskipun banyak yang rusak. Di antaranya adalah:
Selain itu, tim juga menemukan tembikar, koin, wadah air, serta sisa bangunan batu kapur yang diduga bekas rumah, tempat ibadah, atau pertokoan.
Baca juga: Siapa Sebenarnya yang Membangun Piramida Agung Mesir?
Fragmen kapal dagang juga ditemukan, lengkap dengan muatan kacang almond, kenari, dan timbangan tembaga. Dekat lokasi itu, terdapat jangkar batu yang menunjukkan tempat ini dulu menjadi pelabuhan untuk kapal kecil.
Namun, tidak semua benda diangkat. Beberapa, seperti jangkar, sengaja dibiarkan tetap di dasar laut demi pelestarian.
Ini merupakan penggalian bawah laut pertama di Mesir sejak diberlakukannya Konvensi UNESCO 2001 tentang Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air, yang menegaskan perlindungan tambahan bagi artefak di bawah laut.
Meski harta karun ini berhasil diselamatkan, kekhawatiran kini tertuju pada Alexandria sendiri. Kota ini menghadapi kenaikan permukaan laut dan erosi pantai akibat perubahan iklim. Para pakar memperingatkan, tanpa langkah mitigasi, “laju keruntuhan Alexandria akan meningkat tajam,” kata Sara Fouad (Universitas Teknik Munich) dan Essam Heggy (Universitas California Selatan) kepada El País.
Baca juga: Apa yang Disimpan Para Firaun Mesir Kuno di Dalam Piramida?
Artefak yang diangkat kini tengah direstorasi. Semua temuan ini akan dipamerkan dalam pameran “Secrets of the Sunken City” di Museum Nasional Alexandria. Pameran ini menampilkan 86 benda bersejarah dari era Ptolemaik dan Romawi, yang baru dibuka awal bulan ini.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini