Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukuran Lingkar Leher Bisa Jadi Sinyal Masalah Kesehatan Tersembunyi

Kompas.com - 30/08/2025, 13:49 WIB
Wisnubrata

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini dokter biasa mengukur BMI (Body Mass Index) atau rasio pinggang-pinggul untuk menilai risiko kesehatan. Namun, penelitian terbaru menyoroti indikator lain yang jarang diperhatikan: lingkar leher.

Leher yang tebal sering diasosiasikan dengan kekuatan, seperti milik petinju atau pemain rugby. Tapi ternyata, lingkar leher yang besar bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius.

Baca juga: 4 Penyebab Sakit Leher, dari Otot Tegang hingga Meningitis

Mengapa Lingkar Leher Penting?

BMI hanya menghitung perbandingan berat dan tinggi badan. Masalahnya, BMI tidak selalu akurat. Seorang binaragawan bisa saja memiliki BMI tinggi, tapi jelas bukan obesitas. Di sinilah ukuran lingkar leher memberi informasi tambahan.

Menurut penelitian Ahmed Elbediwy dan Nadine Wehida dari Kingston University, orang dengan leher lebih besar relatif terhadap ukuran tubuhnya berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit serius. Hal ini berkaitan dengan distribusi lemak, terutama di bagian atas tubuh.

“Lemak di sekitar tubuh bagian atas melepaskan asam lemak ke dalam darah, yang bisa mengganggu cara tubuh mengatur kolesterol, gula darah, hingga ritme jantung,” jelas para peneliti tersebut. Dengan kata lain, lingkar leher dapat menjadi “cermin” dari lemak visceral—lemak berbahaya yang menyelimuti organ tubuh.

Baca juga: 14 Cara Menghilangkan Lemak Perut, Bukan Hanya Demi Penampilan

Risiko Kesehatan yang Terkait dengan Leher Tebal

Bukti ilmiah menunjukkan, orang dengan lingkar leher lebih besar punya risiko lebih tinggi terhadap:

  • Penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, fibrilasi atrium, dan gagal jantung. Fibrilasi atrium sendiri cukup berbahaya karena menyebabkan detak jantung tidak teratur, meningkatkan risiko penggumpalan darah dan stroke.
  • Penyakit jantung koroner, akibat penyempitan arteri yang menghambat aliran darah kaya oksigen ke jantung.
  • Diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional pada ibu hamil. Diabetes ini bisa berujung pada komplikasi jangka panjang seperti gangguan penglihatan hingga amputasi.
  • Gangguan tidur seperti obstructive sleep apnoea, yaitu berhentinya napas berulang kali saat tidur. Kondisi ini membuat penderita mudah lelah di siang hari dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Baca juga: Lemak Coklat: Rahasia Menurunkan Berat Badan dan Hidup Lebih Lama

Ukuran Leher yang Dianggap Berisiko

Berdasarkan penelitian, ukuran leher yang perlu diwaspadai adalah:

  • ≥ 43 cm (17 inci) untuk pria
  • ≥ 35,5 cm (14 inci) untuk wanita

Yang mengejutkan, risiko ini tetap ada meski BMI normal. Artinya, kita bisa saja memiliki berat badan ideal menurut standar umum, tapi tetap berisiko jika lingkar leher melewati ambang batas.

Bahkan, setiap tambahan 1 cm di atas ambang batas meningkatkan risiko rawat inap dan kematian.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Terlalu Banyak Makan Lemak?

Jika lingkar leher melebihi ambang batas, bukan berarti harus panik. Namun, kondisi ini sebaiknya dianggap serius.

Kabar baiknya, ukuran lingkar leher bisa berubah dengan gaya hidup sehat:

  • Olahraga kardiovaskular dan latihan beban membantu mengurangi lemak tubuh bagian atas.
  • Tidur berkualitas mendukung metabolisme dan pemulihan tubuh.
  • Pola makan seimbang, kaya sayur, buah, dan kacang-kacangan, membantu menjaga kadar nutrisi tanpa kelebihan kalori.

Cara mengukurnya pun sederhana: cukup lilitkan pita ukur di bagian tersempit leher, pastikan menempel tapi tidak terlalu ketat.

Lingkar leher memang bukan satu-satunya indikator kesehatan, tapi bisa menjadi “sinyal tambahan” yang sering terlewat. Penelitian terbaru menunjukkan, ukuran leher berhubungan erat dengan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga gangguan tidur.

Dengan kata lain, jawaban atas kondisi kesehatan kita terkadang benar-benar ada di depan mata. Jadi, jangan remehkan ukuran leher—bisa jadi ia menyimpan rahasia tentang kesehatan yang tak terlihat.

Baca juga: Lingkar Pinggang Besar, Ancaman Serius bagi Kesehatan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau