Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Buaya Purba dari Montana Ungkap Spesies Baru 95 Juta Tahun Lalu

Kompas.com - 25/09/2025, 06:00 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Sci News

KOMPAS.com - Para paleontolog berhasil mengidentifikasi spesies baru crocodyliform purba dari fosil seekor individu muda yang ditemukan di barat daya Montana, Amerika Serikat. Hewan ini hidup sekitar 95 juta tahun lalu pada periode Kapur Akhir, tepat di tepi Western Interior Seaway, laut purba yang kala itu membelah Amerika Utara.

Spesies ini diberi nama Thikarisuchus xenodentes, termasuk dalam kelompok neosuchian, kerabat jauh dari buaya modern.

Buaya Mini Sekecil Kadal Besar

Menurut Profesor David Varricchio dari Montana State University, fosil yang ditemukan hanya sepanjang 60 cm dari ujung hidung hingga ekor, kira-kira sebesar kadal besar. “Jika tumbuh dewasa, panjang tubuhnya diperkirakan tak lebih dari 90 cm, jauh lebih kecil dibandingkan sebagian besar anggota Neosuchia,” jelasnya.

Uniknya, berbeda dengan kerabat buaya purba lain yang umumnya hidup di perairan dengan gigi berbentuk kerucut sederhana, Thikarisuchus xenodentes justru hidup di daratan. Bentuk giginya yang bervariasi dan khusus memungkinkan ia memakan serangga, hewan kecil, maupun tumbuhan.

“Ia memiliki anatomi yang sangat unik sehingga menandakan keberadaannya dalam satu keluarga crocodyliform baru yang sebelumnya belum pernah dikenali di Amerika Utara,” tambah Varricchio.

Baca juga: Fosil Buaya Purba Bergigi T. rex Ditemukan, Diduga Pemburu Dinosaurus

Penemuan Fosil di Montana

Fosil berupa tulang anggota tubuh, tulang belakang, rahang, hingga tengkorak sepanjang 50 mm ini ditemukan pada musim panas 2021 di Formasi Blackleaf, wilayah milik U.S. Forest Service dekat Dillon, Montana.

“Kami memang pernah menemukan fosil dinosaurus di Formasi Blackleaf, tapi ini adalah vertebrata kedua yang pernah ditemukan di lokasi tersebut,” ujar Harrison Allen, mahasiswa doktoral dari Stony Brook University.

Lebih menarik lagi, tulang-tulang Thikarisuchus xenodentes ditemukan dalam kondisi terkonsentrasi padat, mirip pola fosil yang sering dijumpai di dalam liang. Hal ini menunjukkan bahwa hewan ini kemungkinan mati dan terawetkan dalam liang tempat tinggalnya.

Baca juga: Fosil Karnivora Mirip Buaya di Karibia: Menguak Jejak Terakhir Sebecid

Jejak Keluarga Baru: Wannchampsidae

Penelitian ini juga memperkenalkan kelompok keluarga baru bernama Wannchampsidae, tempat Thikarisuchus xenodentes digolongkan. Keluarga ini ternyata memiliki kesamaan dengan kelompok kecil lain dari Eurasia, yakni Atopasauridae.

Kedua kelompok sama-sama berukuran mungil, hidup di daratan, dan berbagi sejumlah ciri unik pada tengkorak dan gigi. Menariknya, kesamaan ini juga ditemukan pada kelompok crocodyliform lain di Afrika dan Amerika Selatan.

“Ini mengindikasikan adanya evolusi konvergen — ketika dua kelompok berbeda secara genetis mengembangkan ciri serupa karena kondisi lingkungan yang mirip,” ungkap Allen. “Mungkin karena faktor makanan, habitat, atau hal lain yang membuat buaya purba di dua benua berbeda berevolusi ke arah yang sama.”

Baca juga: Deinosuchus: Buaya Purba Raksasa yang Mengalahkan Dinosaurus

Lebih Beragam daripada Buaya Modern

Temuan ini sekaligus mengingatkan bahwa keragaman crocodyliform di masa lalu jauh lebih luas dibandingkan buaya modern. “Ada crocodyliform yang sepenuhnya hidup di laut, ada yang di darat, ada yang herbivora, omnivora, hingga pemakan kerang dengan gigi khusus,” kata Allen.

Keberagaman tersebut menunjukkan betapa fleksibelnya kelompok reptil purba ini dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Studi lengkap mengenai Thikarisuchus xenodentes akan segera dipublikasikan di Journal of Vertebrate Paleontology.

Baca juga: Mengapa Tidak Ikut Punah? Ini Rahasia Buaya Bertahan sejak Zaman Dinosaurus

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau