Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadal Baru Ditemukan di Vietnam, Punggungnya Penuh Duri Seperti Pisau

Kompas.com - 29/10/2025, 18:51 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Earth.com

KOMPAS.com - Para ilmuwan baru saja mengumumkan penemuan spesies kadal baru di Vietnam yang diberi nama Acanthosaura grismeri. Kadal ini memiliki ciri mencolok: barisan duri tajam di sepanjang punggungnya yang mirip bilah pisau. Temuan ini menambah daftar panjang genus Acanthosaura—kelompok kadal berduri yang tersebar luas di Asia Tenggara—dan mengingatkan kita betapa banyak keanekaragaman hayati yang masih tersembunyi di hutan tropis yang lebat.

Kadal berduri baru ini ditemukan di hutan Krong Bong, Provinsi Dak Lak, wilayah Dataran Tinggi Tengah Vietnam. Menurut laporan, kadal ini memiliki satu deretan duri besar dan tajam di sepanjang tulang belakangnya, menjadikannya mudah dibedakan dari kerabat dekatnya.

Peneliti utama, Linh Tu Hoang Le dari Vietnam Academy of Science and Technology (VAST), memimpin studi deskriptif dan analisisnya. “Punggungnya terdiri atas satu baris sisik membesar yang runcing dan berlekuk,” tulis Hoang Le dalam publikasi tersebut. Pola duri itu menjadi kunci pembeda antara Acanthosaura grismeri dan spesies lain dalam kelompok yang sama.

Baca juga: Spesies Kadal Baru Ini Punya Lidah Emas!

Jantan Lebih Kecil, Betina Lebih Besar

Ukuran tubuh spesies ini pun menarik. Kadal jantan berukuran 7,5–9 cm, sedangkan betina mencapai 10–11,5 cm (diukur dari moncong ke pangkal ekor). Perbedaan ukuran ini umum terjadi pada reptil yang hidup di pepohonan.

Dari segi warna, jantan tampil mencolok dengan punggung hijau terang berpola rapi, sementara betina memiliki warna lembut campuran cokelat muda dan kuning kehijauan, disertai bintik-bintik gelap yang membantu kamuflase di antara dedaunan.

Untuk memastikan bahwa kadal ini memang spesies baru, tim peneliti menggunakan metode taksonomi integratif—menggabungkan data DNA, anatomi, dan sebaran geografis. Pendekatan ini memberikan bukti berlapis untuk mengidentifikasi batas antarspesies secara akurat.

Melalui pengurutan gen COI (Cytochrome Oxidase I)—penanda genetik yang sering digunakan sebagai “barcode” spesies—mereka menemukan perbedaan genetik antara A. grismeri dan kerabat terdekatnya mencapai 7,82% hingga 25,36%. Rentang perbedaan sebesar itu jauh melebihi variasi dalam satu spesies, menegaskan bahwa kadal ini memang merupakan cabang evolusi yang terpisah.

Analisis filogenetik juga mendukung hasil tersebut: A. grismeri membentuk kelompok monofiletik, artinya berasal dari satu nenek moyang yang sama bersama seluruh keturunannya.

Baca juga: Kehidupan Kota Membuat Kadal Lebih Sosial dan Bersahabat

Detail Kecil, Makna Besar

Selain DNA, ciri fisik halus turut memperkuat bukti. Kadal ini tidak memiliki bercak hitam di sekitar mata, tetapi memperlihatkan garis tipis gelap di dekat mata dan pita putih di sepanjang bibir. Bentuk sisik dan duri di leher juga khas—tidak ada jarak antara jambul leher dan jambul punggung.

Bagi peneliti, detail seperti ini sangat penting. “Perbedaan kecil yang konsisten di banyak individu menjadi bukti kuat dalam taksonomi reptil,” tulis tim peneliti. Kejelasan identifikasi seperti ini juga membantu petugas lapangan, pedagang satwa, dan peneliti dalam menghindari kesalahan pengenalan spesies.

Spesies ini tercatat hidup di hutan Krong Bong yang mencakup Taman Nasional Chu Yang Sin, salah satu kawasan hutan pegunungan tertinggi di Vietnam. Secara umum, kelompok kadal berduri (pricklenape agamas) tersebar dari India Timur Laut, Cina Selatan, hingga Asia Tenggara daratan. Mereka menyukai hutan pegunungan yang lembap dan teduh—lingkungan yang cocok dengan lanskap Dataran Tinggi Tengah Vietnam.

Keanekaragaman habitat seperti perbedaan ketinggian, tutupan kanopi, dan kelembapan menciptakan mikroniche yang memicu spesiasi—proses terbentuknya spesies baru dari leluhur yang sama.

Baca juga: Kadal Australia Belajar Mengendus Asap untuk Selamatkan Diri

Dampak Penting dari Penemuan Ini

Penemuan Acanthosaura grismeri menambah daftar spesies genus ini di Vietnam dan mendorong ilmuwan untuk meninjau ulang koleksi museum serta foto lapangan lama. Dataran Tinggi Tengah sendiri sudah lama dikenal sebagai hotspot keanekaragaman hayati, dan masih menyimpan banyak misteri.

Temuan ini juga memperbarui panduan identifikasi lapangan bagi para biolog. Kini, jumlah duri punggung, pola garis di kepala, dan warna leher menjadi indikator penting dalam membedakan spesies serupa.

Ke depan, survei lanjutan diharapkan bisa menentukan apakah A. grismeri hanya hidup di Krong Bong atau juga tersebar di hutan lindung sekitarnya.

Deskripsi spesies baru seperti ini bukan sekadar memberi nama, tetapi juga membangun dasar ilmiah untuk riset ekologi, evolusi, hingga konservasi. Dengan metode DNA, pengukuran morfologi, dan kriteria yang terulang, para ilmuwan dapat berkomunikasi menggunakan “bahasa data” yang sama di seluruh dunia.

Penelitian ini juga mengingatkan bahwa kemajuan sains sering lahir dari kerja sunyi dan teliti. Berjam-jam pengamatan malam hari dan analisis laboratorium yang cermat akhirnya mengungkap kehidupan yang selama ini tersembunyi di hutan tropis Asia.

Studi lengkap mengenai Acanthosaura grismeri telah diterbitkan di jurnal ilmiah Zootaxa.

Baca juga: Panas Bisa Ubah Jenis Kelamin Kadal Bearded Dragon, Ini Penjelasannya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau