KOMPAS.com - Asam urat yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan ginjal, termasuk gagal ginjal kronis.
Sementara gagal ginjal kronis yang terlambat atau tidak diobati dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk masalah jantung dan pembuluh darah, serta kerusakan sistem saraf pusat.
Hal ini salah satunya dialami oleh seorang pria asal Tennessee, Amerika Serikat (AS) Steve Winfree. Ia membagikan kisahnya di Alliance for Gout Awareness (AGA).
"Penyakit ini membuat saya kehilangan karier basket di perguruan tinggi yang menjanjikan, jari kaki kedua saya dan, untuk sementara waktu, harga diri saya," kata dia.
"Tetapi asam urat dan penyakit ginjal kronis tidak menghentikan saya untuk menjalani kehidupan yang utuh. Seharusnya 'mereka' juga tidak menghalangi orang lain," tambahnya.
Lantas, bagaimana ceritanya?
Kisah Steve hidup dengan asam urat dan penyakit ginjal kronis
Steve masih berusia 18 tahun ketika dokter mendiagnosisnya menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yang disebabkan oleh masalah ginjal.
"Fungsi ginjal saya berkisar sekitar 50 persen, tetapi saya merasa baik-baik saja. Sampai hari di mana saya tidak merasa demikian lagi," kata dia.
"Jempol kaki saya menjadi bengkak dan nyeri setelah mendaki Pegunungan Smokey. Setahun berlalu sampai masalah itu muncul lagi," tambahnya.
Pada tahun-tahun berikutnya, Steve mengalami serangan berkala pada kedua jari kaki dan jempol kakinya. Namun, asam uratnya tetap tidak terdiagnosis.
Ia mengatakan, pembengkakan dan rasa sakit selalu dikaitkan dengan penyebab lain, misalnya terlalu banyak berjalan, sepatu yang terlalu kecil, atau jari kaki yang terjepit.
Baru ketika seluruh kakinya membengkak seperti bola sepak, kata Steve, seorang dokter di ruang gawat darurat mengetahui penyakit ginjalnya dan memberikan resep obat.
"Dokter memberi tahu saya bahwa penyakit ginjal kronis saya meningkatkan risiko asam urat," ujar Steve.
"Saat itulah saya pertama kali menemukan mitos tentang asam urat, yaitu penyakit ini hanya menyerang orang-orang yang berusia setengah baya dan tidak bugar. Itu tidak benar. Saya tidak termasuk salah satunya," tambahnya.
Gejala yang dirasakan semakin intens
Tak lama kemudian, serangan asam urat menjadi lebih sering, terjadi setiap beberapa bulan. Bahkan, serangan itu menyebar hingga ke jari-jari kaki Steve.
"Tumit, lutut, siku, dan tangan saya semuanya diserang. Rasa sakitnya sangat menyiksa. Sementara itu, fungsi ginjal saya menurun hingga di bawah 30 persen," ucap Steve.
"Sekitar waktu ini, saya menemukan mitos kedua tentang asam urat yaitu minum jus ceri dan makan ubi jalar bukanlah pengobatan yang baik. Saya belajar dari pengalaman, karena saya bersedia mencoba apa pun untuk mengurangi rasa sakit asam urat," sambungnya.
Pada akhirnya, Steve bertemu dengan seorang nephrologist, spesialis ginjal yang merekomendasikan dialisis untuk membersihkan tubuhnya dari kelebihan asam urat.
Steve mengaku, pengobatan tersebut efektif selama sekitar satu tahun. Akan tetapi, fungsi ginjalnya kemabli menurun dan, pada akhirnya ia membutuhkan transplantasi.
"Istri saya, pahlawan saya, menyumbangkan ginjalnya dan memberi saya kesempatan kedua untuk menjalani kehidupan yang utuh," kata dia.
Steve telah memiliki ginjal baru selama 13 bulan. Namun, ia taksepenuhnya bebas dari gejala.
"Pertama, depresi dan kecemasan saya telah mereda. Meskipun saya masih mengalami serangan asam urat dari waktu ke waktu, saya tidak lagi malu untuk membicarakan kesehatan saya," ucap dia.
"Bahkan, saya menyambut baik kesempatan ini karena saya melihat sekarang saya dapat memberdayakan orang lain yang juga berjuang melawan asam urat atau penyakit ginjal," tambahnya.
Ia kemudian mengingatkan bahwa orang dengan penyakit ginjal harus tahu bahwa mereka berisiko lebih tinggi terkena asam urat.
Penting untuk mengetahui tanda-tandanya, terus bertanya, mencari pengobatan dari spesialis dan menemukan komunitas yang tepat yang dapat membantu.
"Saya menolak untuk membiarkan asam urat mengendalikan hidup saya. Saya ingin orang lain memiliki kebebasan yang sama," ungkapnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2025/06/04/120000665/punya-keluhan-di-kaki-pria-ini-ternyata-didiagnosis-asam-urat-dan-gagal