Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kontemplasi Makna Pesta Nikah Anjing Rp 200 Juta

Kompas.com - 20/07/2023, 11:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SECARA beruntun sejak 17 Juli 2023, Kompas.com memberitakan pesta pernikahan lengkap dengan yang disebut sebagai “pre wedding” antara dua ekor anjing jenis Alaskan Malamut.

Berita tentang upacara pernikahan anjing secara adat Jawa tersebut menjadi makin dahsyat akibat menurut pengakuan sang pemilik anjing ternyata menelan biaya lebih dari Rp 200 juta.

Langsung warga alam maya Nusantara heboh menyambut berita dahsyat tersebut secara demokratis, maka muncul pro dan kontra.

Mereka yang pro memuji penyelenggaraan pernikahan anjing dengan biaya lebih Rp 200 juta sebagai langkah positif demi konstruktif mempercepat perputaran Rupiah.

Mereka membeli jasa sang event organizer lengkap dengan segenap peralatan tata lampu, sound system, tata busana, tata dekor, tata bunga, tata boga, tata rias manusia maupun tata rias dua anjing yang menikah maupun para anjing yang diajak pemiliknya hadir pada pesta pernikahan anjing heboh yang diselenggarakan di hotel mewah tersebut.

Jelas bahwa secara ekonomis pesta nikah anjing dengan biaya ratusan juta rupiah memang memiliki potensi menggerakkan mekanisme roda perekonomian nasional.

Secara hukum juga terkesan tidak ada masalah selama belum ada undang-undang yang resmi mengatur pesta pernikahan anjing yang lazimnya boleh kawin tanpa perlu nikah.

KPK juga tidak berhak menangkap kedua anjing yang dinikahkan maupun manusia yang menikahkan kedua anjing tersebut sejauh dana yang dihamburkan adalah hak milik sang penyelenggara sendiri di samping terbukti tidak merugikan negara.

Namun pihak yang kontra secara kuantitas lebih banyak ketimbang yang pro dengan berbagai alasan berkualitas mulai dari agama sebab kedua anjing yang dinikahkan diberkati ulama agama tertentu sampai ke perilaku hedonis flexing pamer kekayaan yang rawan memperlebar jurang kesenjangan sosial, bahkan dianggap melanggar undang-undang ITE.

Terberitakan bahwa paguyuban pranatacara melayangkan somasi penyelenggara pernikahan anjing secara adat Jawa tersebut atas dugaan pelecehan terhadap keadiluhungan kebudayaan Jawa.

Kebetulan saya dibesarkan di lingkungan kebudayaan Jawa dan agama saya Nasrani sehingga selalu berikhtiar mematuhi ajaran Jesus Kristus tentang jangan menghakimi.

Maka alih-alih menghakimi pihak penyelenggara pernikahan dua anjing tak berdosa itu, saya memilih untuk bersikap mawas diri terhadap diri saya sendiri dengan kendali kearifan ojo dumeh beserta pedoman kearifan empan papan maupun ngono yo ngono ning ojo ngono demi senantiasa berupaya menjunjung langit di atas bumi dipijak. MERDEKA!

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau