Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satelit Eropa Seberat 2.290 Kg Jatuh di Samudra Pasifik Usai 30 Tahun Mengembara di Luar Angkasa

Kompas.com - 23/02/2024, 18:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satelit seberat 5.050 pon atau 2.290 kilogram (kg) yang sudah tak berfungsi, jatuh tak terkendali ke Bumi setelah menghabiskan waktu selama 30 tahun berada di luar angkasa.

Setelah jatuh perlahan ke Bumi selama lebih dari 12 tahun, Satelit European Remote Sensing 2 (ERS-2) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) kembali memasuki atmosfer Bumi pada pukul 12.17 EST pada Rabu (21/2/2024), dikutip dari Space, Kamis (22/2/2024).

Satelit tersebut jatuh dan terbakar di atas sebuah wilayah terpencil di Samudea Pasifik Utara yang berada di tengah-tengah antara Alaska dan Hawaii, menurut ESA. 

Meski demikian, tidak ada kerusakan properti yang dilaporkan. Selain itu, tidak jelas apakah ada puing-puing yang selamat dari api yang meluncur ke atmosfer.

Baca juga: Bangkai Satelit Milik Eropa Diprediksi Akan Jatuh ke Bumi Hari Ini, di Mana Lokasinya?


Pertama kali diluncurkan pada 1995

Satelit yang sudah tidak berfungsi itu telah mempelajari iklim Bumi sejak diluncurkan pada 1995 hingga dipensiunkan pada 2011.

Satelit ERS-2 merupakan salah satu dari ratusan sampah antariksa yang sudah diperkirakan sejak lama akan jatuh kembali ke Bumi pada tahun ini.

Menurut ESA, sebagian besar puing-puing antariksa yang masuk kembali ke atmosfer Bumi berukuran lebih kecil dari 3,2 kaki (1 meter). Meskipun demikian, obyek besar seperti ERS-2 hampir tidak menimbulkan risiko bagi manusia atau properti di bumi.

"Risiko yang terkait dengan masuknya kembali satelit ke Bumi sangat rendah," tulis para pejabat ESA dalam pembaruan pada 15 Februari, dilansir dari Live Science, Kamis.

Pasalnya, sebagian besar permukaan Bumi tertutup air atau tidak berpenghuni.

Baca juga: Harta Karun Berusia 3.000 Tahun yang Ditemukan di Spanyol Ternyata Tak Berasal dari Bumi

Satelit ERS-2 membakar sisa bahan bakar dan jatuh ke Bumi

Perjalanan ERS-2 kembali ke Bumi dimulai dengan manuver deorbitasi yang disengaja pada 2011.

Proses deorbitasi membantu mencegah tabrakan di orbit dan mengurangi terciptanya puing-puing ruang angkasa.

Satelit yang sudah tidak berfungsi itu membakar bahan bakarnya yang tersisa untuk turun dari ketinggian sebelumnya di 488 mil (785 kilometer) menjadi 356 mil (573 km) di atas Bumi.

Sehingga, hal ini membawanya keluar dari jalur satelit operasional dan meningkatkan peluangnya untuk meninggalkan orbit.

Penurunan itu awalnya berjalan lambat, akan tetapi pada Januari 2024, penurunannya melaju dengan cepat, satelit jatuh dengan kecepatan di atas 6 mil (10 km) per hari.

Pada masa kejayaannya, ERS-2 merupakan satelit observasi Bumi paling canggih yang pernah diluncurkan oleh ESA.

Halaman:


Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau