KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide mengatakan bahwa Otoritas Palestina terancam runtuh dalam beberapa bulan mendatang, tepatnya saat musim panas 2024.
Dikutip dari First Post, Senin (17/6/2024), Otoritas Palestina adalah pemerintahan de facto Palestina yang sebagian memerintah di bagian Tepi Barat dan berkedudukan di Ramallah.
Organisasi ini menjalankan negara Palestina dan dipandang secara internasional sebagai satu-satunya badan perwakilan Palestina yang sah.
Dikutip dari Reuters, Senin (17/6/2024), Otoritas Palestina menghadapi risiko keruntuhan karena menghadapi masalah keuangan dan masalah genting karena peperangan.
Selain itu, Otoritas Palestina sedang menghadapi kekerasan yang terus berlanjut hingga menyebabkan setengah juta warga Palestina tidak diizinkan bekerja di negara tersebut.
"Situasinya sangat mengerikan. Otoritas Palestina, yang bekerja sama dengan kami, memperingatkan kami bahwa mereka mungkin akan runtuh pada musim panas ini," ungkap Eide .
Sebagai informasi, Norwegia merupakan negara yang memimpin kelompok donor internasional untuk Palestina sekaligus pendukung Otoritas Palestina.
Baca juga: Tentara Israel Dikecam, Pakai Emblem Greater Israel yang Caplok Wilayah Palestina dan Arab Saudi
Dikutip dari Anadolu Ajansi, Jumat (24/5/2024), Bank Dunia juga pernah mengatakan bahwa Otoritas Palestina menghadapi risiko keruntuhan finansial.
Dalam pernyataan resminya, Bank Dunia mengungkapkan, sebagian besar aliran pendapatan Otoritas Palestina telah mengering.
Kondisi tersebut terjadi karena pengurangan drastis dari transfer pendapatan yang dibayarkan kepada Otoritas Palestina dan penurunan besar-besaran dalam aktivitas ekonomi.
“Kesenjangan yang semakin melebar antara jumlah pendapatan yang masuk dan jumlah yang dibutuhkan untuk membiayai pengeluaran penting pemerintah, mendorong terjadinya krisis fiskal,” terang Bank Dunia.
Selain itu, hampir 500.000 pekerjaan telah hilang dalam perekonomian Palestina sejak Oktober 2023.
Tingkat kemiskinan warga Palestina secara keseluruhan mencapai 32,8 persen pada pertengahan tahun 2023.
Sementara itu, tingkat kemiskinan di Gaza sudah mendekati 64 persen, dan di Tepi Barat angka kemiskinan sekitar 12 persen.
Baca juga: Suasana Idul Adha di Palestina, Shalat Id di Reruntuhan dan Tanpa Hewan Kurban
Norwegia juga memberi peringatan bahwa Tepi Barat bisa menjadi "Gaza" berikutnya apabila Otoritas Palestina benar-benar runtuh.