Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang PHK Massal, Sinyal Lampu Kuning Manufaktur Indonesia

Kompas.com - 01/10/2024, 09:30 WIB
Chella Defa Anjelina,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah pengamat ekonomi menilai, meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi tanda bahwa sektor manufaktur dan pertumbuhan ekonomi sedang tidak stabil.

Diberitakan sebelumnya dari Kompas.com, Senin (30/9/2024), data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat, sebanyak 52.933 pekerja menjadi korban PHK sepanjang Januari hingga 26 September 2024.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kemenaker, Indah Anggoro Putri menyebut, angka itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

PHK terbanyak berasal dari sektor pengolahan mencapai 24.013 kasus, disusul sektor jasa 12.853 kasus, dan sektor pertanian, kehutanan, serta perikanan 3.997 kasus.

Provinsi Jawa Tengah menduduki posisi teratas yang mengalami kasus PHK terbanyak dengan total 14.767 kasus, disusul Banten 9.114 kasus, dan DKI Jakarta 7.469 kasus.

Baca juga: Kena PHK, Ini Syarat, Cara, dan Lama Pencairan Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan


Industri manufaktur dan pertumbuhan ekonomi lampu kuning

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan, meningkatnya PHK merupakan sinyal deindustrialisasi atau turunnya peran industri dalam perekonomian Indonesia masih terus berlanjut.

Industri manufaktur mendapatkan tekanan dari produk impor yang kini harganya lebih kompetitif, tetapi secara bersamaan permintaan dalam negeri menurun.

Hal itu dapat dilihat dari penurunan harga barang dan jasa yang terjadi empat bulan berturut-turut dan menurunnya jumlah rata-rata tabungan masyarakat Indonesia.

Melihat kondisi itu, ditambah para pengusaha yang saat ini menjadi putus asa, Wijayanto menyebut industri manufaktur Indonesia sedang memasuki masa genting.

"Saya dengar langsung dari banyak pengusaha, mereka mulai putus asa, membiarkan bisnisnya berakhir dan bersiap jadi trader produk asing, khususnya barang-barang China, karena pasti untung dan minim risiko. Kita memasuki era lampu kuning industri manufaktur Indonesia," jelasnya, kepada Kompas.com. Senin (30/9/2024).

Terpisah, Direktur Digital Celios, Nailul Huda membenarkan bahwa kinerja sektor industri manufaktur tidak optimal. Sebab, proporsinya terhadap PDB kian menurun sejak 10 tahun lalu.

"Proporsi pernah mencapai 20 persen lebih 10 tahun yang lalu. PMI juga terus melambat dalam beberapa bulan terakhir yang terus menekan industri manufaktur. Belum ditambah sebuan produk impor," kata Huda, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara menambahkan, PHK massal juga akan menekan konsumsi rumah tangga kelas menengah.

Hal tersebut kemudian akan menghambat pertumbuhan ekonomi, sehingga sulit untuk mencapai target 5,2 persen.

"Padahal kelas menengah menyumbang 30 persen dari total konsumsi nasional dan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi, target di atas 5,2 persen sulit tercapai, itu jadi indikator kalau ekonomi tidak baik-baik saja dan lampu kuning," paparnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/9/2024).

Baca juga: 52.993 Orang Jadi Korban, Ini 3 Hak Karyawan yang Terkena PHK

Halaman:


Terkini Lainnya
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau