KOMPAS.com - Gunung Semeru menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik sejak beberapa hari terakhir.
Dilansir dari Kompas TV, gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, itu mencatat aktivitas vulkanik terbesar pada Rabu (12/3/2025) pukul 05.49 WIB.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Luncuran Awan Panas Masih dalam Radius Aman
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu 12 Maret 2025 pukul 05.49 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl)," bunyi laporan tertulis Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Chufron Alwi yang dikutip dari Antara.
Erupsi Gunung Semeru pagi itu menghasilkan kolom abu tebal berwarna putih dan kelabu yang menyebar ke arah timur dan timur laut. Peristiwa ini terjadi selama 126 detik dengan amplitudo maksimum 22 mm, berdasarkan alat seismograf.
Sebelumnya, gunung tersebut mengalami lima kali erupsi sejak Rabu dini hari pukul 00.41 WIB hingga pagi.
Meskipun tidak mengganggu aktivitas warga, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau beberapa rekomendasi keselamatan.
Salah satunya adalah larangan agar masyarakat tidak beraktivitas di bagian tenggara gunung, di sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," imbuh Ghufron.
Berdasarkan laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), letusan Gunung Semeru yang pertama kali tercatat dalam sejarah adalah pada 8 November 1818.
Dalam kurun waktu 1818 hingga 1913, tidak banyak rekam informasi dari aktivitas vulkanik gunung dengan puncak tertinggi Mahameru ini.
Pada rentang waktu 1941-1942, aktivitas vulkanik Gunung Semeru mulai terekam dalam durasi panjang.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Luncuran Awan Panas Masih dalam Radius Aman
Berdasarkan data dari PVMBG, terjadi lelehan lava pada 21 September 1941 hingga Februari 1942. Selain itu, terjadi letusan dengan ketinggian 1.400-1.775 meter yang mencapai lereng sebelah timur.
Sebagai akibat dari aktivitas tersebut, pos pengairan Bantengan sampai tertimbun materi vulkanik.
Dari tahun ke tahun, Semeru kerap menunjukkan aktivitas vulkanik meski tidak signifikan.
Salah satu letusan terdahsyat Gunung Semeru terjadi pada 2 Februari 1994.