Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Fenomena Gerhana Bulan Total Blood Moon 14 Maret 2025

Kompas.com - 13/03/2025, 15:00 WIB
Intan Maharani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gerhana bulan total yang juga dijuluki sebagai "Blood Moon" atau "Bulan Darah" dapat terlihat pada pertengahan Maret 2025.

Fenomena Blood Moon ini akan menjadi yang pertama kalinya sejak November 2022.

Baca juga: Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Menurut Thomas Djamaluddin, peneliti utama bidang astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena gerhana yang langka itu akan berlangsung pada Jumat (14/3/2025).

"Gerhana Bulan Total terjadi pada 14 Maret 2025," kata Thomas Djamaluddin seperti yang dikutip dari Kompas.com pada Rabu (12/3/2025).

Gerhana bulan blood moon tidak terlihat di Indonesia

Namun sayangnya, Blood Moon yang akan datang tidak bisa disaksikan di Indonesia.

Pasalnya, Planetarium Jakarta melalui akun Instagram-nya memperkirakan bahwa Bulan akan berada pada fase purnama pada Jumat (14/3/2025) pukul 13.54 WIB.

Beberapa wilayah di belahan Bumi barat nantinya akan kebagian menyaksikan fase gerhana pada 13-14 Maret 2025, seperti:

  • Amerika Utara: Amerika Serikat, Alaska, Hawaii, Kanada, dan Meksiko
  • Amerika Selatan: Brasil, Argentina, Chile
  • Eropa: Spanyol, Prancis, Inggris
  • Afrika: Afrika Barat, Tanjung Verde, Maroko, Senegal
  • Oseania: Selandia Baru.

Baca juga: Jadwal dan Wilayah yang Bisa Melihat Gerhana Bulan Total Pekan Ini

Kendati tidak kebagian menyaksikan Blood Moon, Indonesia juga merasakan dampak gerhana bulan total.

Fenomena yang menyusul karena gerhana bulan total antara lain yakni air laut pasang maksimum, risiko banjir rob di pesisir, hingga cuaca buruk.

Alasan gerhana bulan jadi berwarna merah serupa darah

Seperti yang dipaparkan NASA melalui laman resmi, Bulan bisa tampak kemerahan dari Bumi karena dipengaruhi cahaya matahari.

Pada dasarnya, matahari memancarkan cahaya putih yang mempunyai spektrum warna pelangi. Namun, setiap spektrum memiliki sifat dan gelombang berbeda.

Ketika Bumi terpapar matahari langsung, cahaya biru dapat dengan mudah melewati atmosfer. Sedangkan cahaya kemerahan bergerak langsung melewati udara.

Itulah yang membuat langit berwarna kebiruan saat Matahari berada tinggi di atas kepala.

Kemudian saat matahari terbit dan terbenam, cahaya matahari masuk ke atmosfer setelah menempuh jalur yang lebih panjang.

Hal ini dikarenakan posisi Matahari berada di sudut terendah penglihatan kita, hingga spektrum kuning ke merah yang bisa ditangkap oleh mata.

Baca juga: Fenomena Astronomi Maret 2025, Ada Gerhana Bulan Total dan Gerhana Matahari Sebagian

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau