KOMPAS.com - Plastik dinilai sebagai bahan murah dan serbaguna yang digunakan dalam berbagai aktivitas manusia, termasuk konstruksi, peralatan rumah tangga, instrumen medis, dan pengemasan makanan.
Dikutip dari OECD (2022), pada tahun 2019 lalu, dunia telah memproduksi lebih dari 450 juta ton. Padahal, pada tahun 1950, dunia hanya memproduksi plastik sekitar dua juta ton.
Meningkatnya produksi sampah plastik menandakan semakin banyak manusia yang menggunakan plastik.
Dikutip dari Food Drug Administration (FDA), Rabu (24/07/2024) mereka menjelaskan bahwa mikroplastik telah ditemukan pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Makanan tersebut berupa garam, ikan atau makanan laut, gula, bir, air minum dalam kemasan, madu, susu, hingga teh.
Baru-baru ini, sebuah penelitian yang dipresentasikan di American Heart Association (AHA) menemukan adanya mikroplastik dan nanoplastik pada arteri pasien penderita stroke.
Mereka menemukan adanya mikroplastik arteri pasien penderita stroke 51 kali lebih banyak daripada manusia sehat.
Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi di RS Saiful Anwar Malang, dr. Syifa Mustika, Sp.PD, KGEH, FINASIM memberikan tanggapan terkait penelitian ini.
Baca juga: Ini Bahaya Bikin Lontong atau Ketupat Pakai Bungkus Plastik
Syifa menyebut temuan mikroplastik dalam arteri manusia yang menderita stroke ini belum bisa disimpulkan sebagai penyebabnya.
“Temuan ini benar dan berasal dari penelitian awal yang dilakukan oleh para ilmuwan dan disampaikan dalam konferensi medis resmi," ujar Syifa ketika dihubungi KOMPAS.com pada Jumat, (25/04/2025).
Namun, Syifa juga menambahkan bahwa penting untuk mengetahui pernyataan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
"Belum bisa disimpulkan bahwa mikroplastik dapat langsung menyebabkan stroke atau serangan jantung," lanjut Syifa.
Syifa juga menjelaskan bahwa lebih baik masyarakat berfokus pada faktor-faktor risiko yang sudah terbukti.
“Kita tetap perlu fokus pada faktor risiko yang sudah terbukti, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, dan gaya hidup tidak sehat," tegas Syifa.
Syifa juga menambahkan bahwa penemuan mikroplastik dalam arteri manusia menjadi alarm penting mengenai kehidupan manusia.