KOMPAS.com - Lini masa media sosial X ramai membahas cuaca pagi hari yang terasa lebih dingin beberapa waktu terakhir.
"Tadi pagi dingin banget, pas liat keluar ternyata sangat berkabut. Padahal bukan di dataran tinggi rumahku," ujar akun @pro***** pada Sabtu (24/5/2025)
Senada, akun @da****** juga mengatakan hal yang sama.
"Kenapa pagi pagi sby hawanya dingin bgt dah? Ehh ternyata lupa kiriman angin dingin dari Australia," tulisannya, Sabtu (24/5/2025).
Cuaca pagi hari yang dingin disambung dengan siang hari yang panas pun dikaitkan dengan fenomena bediding
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (21/5/2025), bediding adalah fenomena ketika suhu pagi atau malam hari menjadi lebih dingin padahal telah memasuki musim kemarau.
Istilah bediding ini diambil dari bahasa Jawa, yaitu "bedhidhing" yang artinya hawa dingin.
Lantas, apakah Indonesia memang sudah memasuki masa bediding?
Baca juga: Minum Air Dingin Bermanfaat untuk Kesehatan atau Bikin Sakit?
Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari menjawab dengan menyertakan sebaran data suhu minimum.
"Jika melihat sebaran data suhu minimum ini, sepertinya kondisi suhu dingin belum terlihat di wilayah Jawa Tengah," ujar Supari saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/5/2025).
Karena itu, suhu dingin yang terjadi pada pagi hari terbatas di daerah tertentu dan bukan menunjukkan fenomena bediding.
"Mungkin jika ada yang melaporkan suhu dingin, masih terbatas daerah tertentu dan itu menjadi indikasi bukan fenomena bediding," terang dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan bahwa bediding terjadi ketika posisi Matahari berada di titik terjauh, yaitu 23,5 derajat Lintang Utara (LU).
"Bediding terjadi ketika posisi Matahari berada jauh di 23,5 derajat LU. Posisi ini terjadi pada tanggal 21 Juni 2025," jelasnya saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (24/5/2025).
Guswanto menambahkan, fenomena bediding akan terjadi sepanjang musim kemarau, yaitu dari Juni hingga Agustus 2025.