KOMPAS.com - Para arkeolog menemukan sebuah kota kuno berusia 3.500 tahun di Peru, Amerika Selatan, pada Kamis (3/7/2025).
Dikutip dari CNN, Selasa (8/7/2025), Kementerian Kebudayaan Peru menyebut bahwa kota itu bernama Penico.
Kota tersebut diperkirakan pernah menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan budaya di pesisir Samudera Pasifik dengan masyarakat di Pegunungan Andes dan hutan Amazon.
Para arkeolog mengatakan bahwa kota tersebut merupakan kelanjutan dari peradaban Caral, peradaban tertua di Amerika Selatan.
Saat ini, situs Kota Penico telah dibuka untuk publik sebagai tempat wisata.
Baca juga: Para Arkeolog Temukan Situs Pemakaman Viking di Denmark, Ada Makam Kepala Suku
Kota Penico terletak di Provinsi Huaura, sebelah utara dari Peru.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (5/7/2025), kota tersebut diperkirakan pernah menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan budaya di pesisir Samudera Pasifik dengan masyarakat di Pegunungan Andes dan hutan Amazon.
Rekaman drone yang dirilis oleh para peneliti memperlihatkan pusat kota tersebut ditandai dengan struktur berbentuk melingkar di sebuah perbukitan.
Dalam struktur tersebut terlihat sisa-sisa bangunan yang dibuat dari batu dan lumpur. Bangunan ini dibangun di ketinggian kurang lebih 600 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Arkeolog Temukan Harta Karun Emas di Bawah Patung Buddha Berbaring Thailand
Para peneliti telah mengidentifikasi setidaknya 18 struktur di Penico, termasuk di antaranya kuil upacara dan kompleks permukiman.
Dinding di alun-alun utama situs ini menonjol berkat relief ukiran dan gambaran alat musik kuno bernama pututu, yaitu terompet dari cangkang kerang yang suaranya dapat terdengar dari jarak jauh.
Di beberapa bangunan lain, para peneliti menemukan patung tanah liat berbentuk manusia, hewan, benda-benda dalam upacara, serta kalung dari manik-manik dan kerang laut.
Penico juga diketahui memiliki lokasi yang strategis. Kota tersebut menghubungkan berbagai wilayah pesisir hingga pengunungan dan dataran tinggi.
Lokasi tersebut strategis untuk berdagang serta berinteraksi dengan masyarakat dari wilayah pesisir, dataran tinggi, hingga hutan.
Kejayaan Penico juga diduga berkaitan dengan perannya dalam perdagangan hematit, yakni pigmen merah yang memiliki makna simbolis dalam kosmologi Andes.
Baca juga: Arkeolog Ungkap Bahan Pembuatan Roti Berusia 5.000 Tahun yang Ditemukan di Turkiye