KOMPAS.com - Ketegangan di perbatasan antara Thailand dan Kamboja baru-baru ini kembali memanas. Pasukan militer keduanya saling melepaskan serangan.
Konflik terbaru dipicu ketika militer Thailand menuduh Kamboja telah mengerahkan pesawat tanpa awak pengintai sebelum mengirim pasukan ke daerah dekat Kuil Ta Moan Thom.
Thailand menyebut bahwa pasukan Kamboja melepaskan tembakan dengan senjata berat, termasuk artileri dan roket jarak jauh BM21.
Baca juga: Duduk Perkara Militer Thailand dan Kamboja Saling Serang di Perbatasan, Apa Masalahnya?
Namun, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja mengeluarkan pernyataannya sebaliknya dan menuduh Thailand menyerang terlebih dahulu.
Menurut pernyataan tersebut, pasukan Kamboja hanya membalas setelah diserang oleh tentara Thailand dan merupakan tindakan untuk membela diri.
Konflik perbatasan Thailand dan Kamboja bukanlah masalah baru. Lantas, bagaimana pertama kali ketegangan ini bermula?
Baca juga: Saling Serang, Kuat Mana Militer Thailand Vs Kamboja?
Perselisihan perbatasan antara Thailand dan Kamboja sudah terjadi lebih dari satu abad. Ini bermula ketika perbatasan ditetapkan setelah pendudukan Perancis di Kamboja.
Namun hubungan kedua negara secara resmi memanas pada tahun 2008, dilansir dari laman BBC Internasional.
Itu terjadi ketika Kamboja mencoba mendaftarkan kuil abad ke-11, Preah Vihear, yang terletak di wilayah sengketa sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Baca juga: Kamboja Terapkan Wamil di Tengah Ketegangan dengan Thailand, Apa yang Perlu Diketahui?
Langkah tersebut mendapat protes keras dari Thailand, dan hingga saat ini masih mempermasalahkan klaim atas Kuil Preah Vihear.
Mahkamah Internasional (ICJ) telah menetapkan bahwa Preah Vihear merupakan bagian dari Kamboja, tetapi Thailand masih mempertahankan klaimnya.
Keputusan ICJ itu berdasar pada peta Perancis yang dulu menjajah Kamboja menunjukkan bahwa adanya garis pemisah alami (watershed) kedua negara.
Baca juga: Memanas, Kamboja Luncurkan Roket, Thailand Kirim Serangan Udara
Thailand menggunakan peta berskala 1:50.000 yang merujuk pada seri peta L7018 yang diproduksi Departemen Survei Kerajaan Thailand (RTSD).
Tetapi Kamboja merujuk pada peta skala 1:200.000 berdasarkan Perjanjian Perancis-Siam tahun 1904 dan Perjanjian Perancis-Siam tahun 1907 terkait demarkasi.