KOMPAS.com - Polisi India telah menangkap seorang duta besar palsu, Harshvardhan Jain, yang mengaku mewakili sejumlah negara mikro, Selasa (22/7/2025).
Berdasar laporan Satuan Tugas Khusus (STF) Kepolisian Uttar Pradesh, Jain telah menyamar sejak 2016 di bungalo sewaannya di Ghaziabad, pinggiran New Delhi, India.
Dalam jabatan palsu itu, ia mengaku mewakili negara mikro Westarctica, Seborga, Paulovia, dan Ladonia.
Kini, Jain berada dalam tahanan dan investigasi sedang dilakukan untuk mengumpulkan jumlah korban penipuan.
Lantas, bagaimana modus penipuan duta besar palsu tersebut?
Baca juga: Duta Besar Israel di PBB: Kami Tak Akan Menghentikan Serangan ke Iran
Dilansir dari India Today, Kamis (24/7/2025), kepolisian menemukan uang tunai sejumlah 44,7 lakh Rupee (sekitar Rp 845 juta) dan 4 unit mobil mewah di kedutaan besar buatan Jain.
Selain itu, mereka juga mengamankan dokumen palsu berstempel Kementerian Luar Negeri (MEA), dua kartu PAN palsu (kartu identitas pajak India), 34 stempel berbagai negara dan perusahaan, dan juga dua kartu pers palsu.
Polisi juga menemukan 12 paspor dan plat nomor mobil diplomatik palsu dari kedutaan besar negara mikro tersebut.
Polisi senior STF Uttar Pradesh, Sushil Ghule menambahkan, Jain membuat foto bersama tokoh-tokoh negara sungguhan, seperti Perdana Menteri Narendra Modi dan mantan Presiden APJ Abdul Kalam.
Hal ini dilakukannya untuk meyakinkan target. Dia juga menjanjikan mereka pekerjaan di luar negeri, lalu memintanya membuka rekening bank dan membeli properti.
"Dia juga menggunakan banyak foto-foto manipulasi dengan orang-orang terkenal untuk memeras dan mendapatkan komisi dari orang-orang," tutur Ghule.
Karena itu, diduga para korban Jain merupakan pencari kerja yang putus asa dan perusahaan yang mengejar kerja sama luar negeri.
Jain juga diketahui menjanjikan mereka visa ke negara mikronya.
Ghule juga memperkirakan bahwa Jain menjalankan bisnis hawala (transfer uang informal) ilegal melalui perusahaan-perusahaan cangkang untuk menjaga dana terus mengalir.
Baca juga: Sekeluarga Ubah Rumah Jadi Klinik Gigi Palsu di Ceko, Raup Rp 3 Miliar, Berujung Ditangkap
Dilansir dari ABC, Jumat (25/7/2025), negara mikro merupakan wilayah yang mengeklaim diri sebagai negara berdaulat, tetapi tidak diakui oleh pemerintah yang berwenang dan tidak dianggap sebagai ancaman.