Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Entomologi UGM Bagikan Cara Membasmi Kutu Beras secara Aman

Kompas.com - 28/07/2025, 12:00 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, masyarakat ramai membicarakan mengenai beras oplosan. Sebab diberitakan, ada empat produsen beras yang melakukan pelanggaran mutu dan takaran beras.

Perusahaan-perusahaan tersebut mengelola beberapa merek beras yang saat ini ada di pasaran, termasuk beras premium.

Hasil investigasi Kementerian Pertanian (Kementan) dan Satgas Pangan Polri menemukan, beras dengan kemasan premium isinya telah dicampur maupun diganti dengan beras biasa.

Menimpali hal itu, warganet di X membagikan pengalamannya membeli beras premium yang di dalamnya terdapat kutu beras.

"Eh tp mau komentarin headlinenya..... Bbrp bulan lalu juga nemu kutu di beras premium. Ganti merk pun eh ternyata ada kutunya juga.. kalau gak salah sampe 3x merk berbeda," tulis akun @hr********ct, Kamis (24/7/2025).

Beberapa warganet pun merespons dengan pengalaman yang sama, dan bertanya-tanya mengenai bagaimana cara membasmi kutu dalam beras.

Lantas, bagaimana cara membasmi kutu beras secara aman?

Baca juga: Komoditas Penyumbang Kemiskinan Indonesia 2025: Beras dan Rokok Paling Besar


Cara membasmi kutu beras skala rumah tangga

Ilustrasi beras. Pakar UGM beri cara basmi kutu beras secara aman.iStockphoto/Oat_Phawat Ilustrasi beras. Pakar UGM beri cara basmi kutu beras secara aman.
Ahli entomologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Sukirno, menjelaskan bahwa kutu beras sering digunakan untuk menyebut beberapa spesies kumbang kecil yang merusak beras.

Spesies kumbang kecil tersebut antara lain yaitu kumbang beras, Sitophilus oryzae dan kumbang tepung merah, Tribolium castaneum.

Dia menjelaskan, dua spesies tersebut merupakan jenis yang paling umum ditemukan di Indonesia.

"Selain itu kemungkinan juga dapat ditemukan spesies  kumbang bubuk beras, Rhizopertha dominica dan kumbang karat beras, Cryptolestes ferrugineus yang merupakan serangga hama kosmopolitan dan invasif dan biasa ditemukan merusak beras," terang Sukirno saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).

Selanjutnya, dia memaparkan cara mengatasi kutu beras pada skala rumah tangga, yaitu sebagai berikut:

1. Beli beras yang bebas dari serbuk

Sukirno menjelaskan, beras yang berkualitas tidak mengandung bubuk karena kerusakan utama dari hama ini dicirikan dengan adanya serbuk beras.

Karena itu, dia menyarankan untuk membeli beras dengan kemasan kedap udara.

Selain itu, dia mengimbau untuk menghindari beras yang dijual dalam kemasan karung goni atau karung plastik. Sebab, kutu beras atau kumbang dewasa bisa masuk dan meletakkan telur ke dalamnya.

2. Bekukan beras pada suhu -4 hingga -20 derajat Celsius

Selanjutnya, dia menyarankan, bila membeli beras dalam volume besar dan tidak yakin ada kutu berasnya atau tidak, maka bisa dilakukan proses pembekuan pada beras tersebut.

"Pembekuan beras dapat dilakukan pada suhu -4 derajat Celsius atau -20 derajat Celsius, paling tidak selama 24 jam," ujar dia.

Setelah itu, simpan beras pada suhu ruang di dalam kemasan bersih dan tertutup rapat

3. Jemur beras di bawah sinar Matahari

"Apabila populasi kutu beras dirasa lumayan banyak tetapi beras masih berkualitas bagus, maka bisa dilakukan penjemuran beras dengan terik Matahari secara langsung," terang Sukirno.

Caranya, beras dijemur dengan alas plastik lalu diratakan setipis mungkin agar kumbang pergi dari beras.

4. Kenali tanda beras yang sudah terinfeksi 

Terakhir, ia menyarankan untuk mengenali ciri beras yang sudah terinfeksi kutu, antara lain adalah berubah warna menjadi kekuningan atau abu-abu.

Selain itu, beras yang sudah terkontaminasi juga berbau apek atau tidak sedap serta memiliki tanda kerusakan jamur, yaitu berwarna kehitaman, kehijauan, kebiruan, atau kemerahan.

Menurut dia, beras dengan tanda di atas, termasuk beras dengan serbuk yang banyak, sudah tidak lagi aman dikonsumsi karena telah rusak.

"Konsumsi beras tersebut sangat berbahaya dan dapat mematikan karena bisa menimbulkan risiko keracunan aflatoksin (zat racun yang dihasilkan oleh jamur) yang sangat beracun bagi manusia," jelas dia.

Baca juga: Temuan Kasus Beras Oplosan, Apa Saja Merek yang Terseret?

Langkah atasi kutu beras skala gudang

Ilustrasi beras di gudang Bulog.DOK. Bulog Ilustrasi beras di gudang Bulog.
Selanjutnya, Sukirno juga membagikan cara membasmi kutu beras dalam skala gudang, yaitu  sebagai berikut:

1. Gunakan gudang penyimpanan dengan sarana pengatur suhu dan kelembapan

Dia menjelaskan, kutu beras tidak menyukai suhu yang panas di atas 40 derajat Celsius dan di bawah 10 derajat Celsius.

Selain itu, kutu beras juga tidak senang dalam ruangan dengan kelembapan kurang dari 10 persen.

"Manipulasi suhu dan kelembapan gudang dapat mengurangi resiko infestasi dan perkembangan kutu beras di gudang," kata dia.

2. Pasang instalasi lampu dengan sinar UVB dan stricky trap

Lalu, untuk mengatasi kemungkinan hadirnya kutu beras di gudang, Sukirno menyarankan untuk pemasangan instalasi lampu dengan sinar UVB dan jebakan lengket atau sticky trap.

"Sinar UVB akan menarik kumbang untuk terbang dan mendatangi lampu, lalu akan menempel pada jebakan lengket," tutur dia.

Ia mengatakan, sInar UVB merupakan teknologi yang murah, hemat energi, aman, dan bebas dari residu zat berbahaya. Hal ini jika dibandingkan dengan teknologi pengasapan dengan metil bromida yang sering diterapkan secara umum untuk hama gudang.

3. Gunakan gas rumah kaca (CO2) dan Ozon

"Selain itu, manipulasi udara juga dapat dilakukan, yaitu dengan aplikasi gas rumah kaca (CO2) dan ozon," ujar Sukirno.

Menurut dia, aplikasi gas ini sangat efektif, lebih ramah lingkungan, serta tidak meninggalkan residu beracun pada produk yang disimpan dalam gudang.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Tren
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau