Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komoditas Penyumbang Kemiskinan Indonesia 2025: Beras dan Rokok Paling Besar

Kompas.com - 26/07/2025, 15:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis daftar komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025.

Berdasarkan laporan BPS, Jumat (25/7/2025), persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 8,47 persen.

Jumlah tersebut turun 0,10 persen poin terhadap September 2024 dan menurun 0,56 persen poin terhadap Maret 2024.

Sedangkan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 23,85 juta orang, turun 0,20 juta orang terhadap September 2024 dan menurun 1,37 juta orang terhadap Maret 2024.

Baca juga: Sekolah Rakyat Disebut sebagai Terobosan Lawan Kemiskinan, Tapi Apa Kendalanya?

Komponen penyumbang garis kemiskinan terbesar di Indonesia 2025

BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk mengukur kemiskinan di Indonesia, baik dari segi jumlah maupun persentase.

Pendekatan tersebut memandang kemiskinan sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan.

Garis kemiskinan terbagi menjadi garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM).

Terkait hal itu, penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.

Baca juga: Profil Budiman Sudjatmiko, Mantan Politisi PDI-P yang Disebut Bakal Urus Kemiskinan di Kabinet Prabowo

Berdasarkan data yang dihimpun BPS, komoditas makanan menjadi penyumbang terbesar garis kemiskinan pada Maret 2025 di perkotaan dan desa.

Beras masih memberi sumbangan terbesar sebesar 21,06 persen di perkotaan dan 24,91 persen di perdesaan.

Komoditas kedua yang menjadi penyumbang terbesar adalah Rokok kretek filter sebesar 10,72 persen di perkotaan dan 9,99 persen di perdesaan.

BPS juga mencatat sejumlah Komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di perkotaan dan perdesaan.

Sektor perumahan menjadi penyumbang garis kemiskinan terbesar pertama sebesar 9,11 persen di perkotaan dan 8,99 persen di perdesaan.

Komponen tersebut disusul bensin sebesar 3,06 persen di perkotaan dan 3,03 persen di perdesaan serta dan listrik sebanyak 2,58 persen di perkotaan dan 1,52 persen di perdesaan.

Baca juga: Ancaman Kemiskinan, Orang Berpenghasilan Rendah Lebih Berisiko Alami Penyakit Jantung

Selengkapnya mengenai komponen yang menjadi penyumbang kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025 dapat dilihat melalui daftar berikut ini:

Perkotaan

  • Makanan:
    1. Beras: 21,06 persen
    2. Rokok kretek filter: 10,72 persen
    3. Telur ayam ras: 4,50 persen
    4. Daging ayam ras: 4,22 persen
    5. Mi instan: 2,47 persen
    6. Kopi bubuk dan kopi instan (sachet): 2,29 persen
    7. Roti: 2,09 persen
    8. Kue basah: 1,98 persen
    9. Bawang merah: 1,79 persen
    10. Gula pasir: 1,78 persen.
  • Bukan makanan:
    1. Perumahan: 9,11 persen
    2. Bensin: 3,06 persen
    3. Listrik: 2,58 persen
    4. Pendidikan: 2,07 persen
    5. Perlengkapan mandi: 1,31 persen
    6. Perawatan kulit, muka, kuku, rambut: 0,79 persen
    7. Kesehatan: 0,72 persen
    8. Lainnya: 6,68 persen.

Baca juga: Rokok Kretek Filter, Penyumbang Terbesar Kedua Garis Kemiskinan di Indonesia

Perdesaan

  • Makanan:
    1. Beras: 24,91 persen
    2. Rokok kretek filter: 9,99 persen
    3. Telur ayam ras: 3,62 persen
    4. Daging ayam ras: 2,98 persen
    5. Gula pasir: 2,40 persen
    6. Kopi bubuk dan kopi instan (sachet): 2,16 persen
    7. Mi instan: 2,08 persen
    8. Bawang merah: 1,99 persen
    9. Cabe rawit: 1,86 persen
    10. Kue basah: 1,86 persen.
  • Bukan bukan makanan:
    1. Perumahan: 8,99 persen
    2. Bensin: 3,03 persen
    3. Listrik: 1,52 persen
    4. Pendidikan: 1,25 persen
    5. Perlengkapan mandi: 1,15 persen
    6. Sabun cuci: 0,76 persen
    7. Perawatan kulit, muka, kuku, rambut: 0,73 persen
    8. Lainnya: 6,50 persen.

Baca juga: Haji Nekat: Antara Spiritualitas, Kemiskinan, dan Kebutuhan Pengakuan Sosial

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau